Thursday, February 23, 2017

Cara Menguasai Suatu Keahlian (rangkuman ceramah Ustadz Felix Siauw) Part 1

Artikel yang saya rangkum berikut adalah poin - poin dari ceramah Ustad Ir. Felix Siauw yang saya ambil dari akun yang bernama Al- ihklas di Youtube yang dipublikasikan pada tanggal 7 Juni 2001 dan opini dari saya yang saya rasa perlu untuk membuat pembaca mengerti tentang bahasan yang dimaksud karena tidak mungkin saya menjiplak 100% suara yang beliau keluarkan dan meletakkan huruf - per hurufnya di blog ini. Maka Tulisan ini adalah representasi dari apa yang beliau katakan yang menurut saya penting ditambah dengan opini saya agar membuat pembaca mengerti apa yang telah saya tangkap dari ceramah beliau ini. terima kasih.

Tulisan ini memang terlampau panjang, jika sudah selesai silahkan anda lanjutkan artikel ini ada di link artikel di bawah ini....




materi ini sebenarnya adalah istimewa karena tidak memakai banyak dalil dan orang muslim dan non muslim bisa mengaplikasikannya di kehidupan nyata karena bersifat universal.

berawal dari pertanyaan yang di ajukan oleh seseorang pada pertemuan ceramah atau pengajian sebelumnya tentang hal yang mungkin bagi kita orang muslim sedikit tidak masuk akal. Ustad Felix masuk islam di tahun 2002 dan dalam jangka waktu lebih dari sepuluh tahun atau pada tahun 2013 saat pertanyaan ini di tanyakan bisa jadi seperti ini. (maksudnya jadi pinter agama yang pinter dan terkenal).

Beliau menegaskan banyak sekali pertanyaan seperti itu, yang paling banyak adalah kenapa masuk islam dan bagaimana bisa jadi seperti ini (pinter agama maksudnya). Akhirnya ustad Felix menulis buku ketiganya, HOW TO MASTER YOUR HABIT.

Saya kira mungkin jawaban lengkap nan padat dari Ustad Felix ada di sana. Tapi dari pada sudah membeli bukunya dan kecewa, alangkah baiknya kita melihat ceramah beliau tentang ini dulu atau membaca sedikit rangkuman dari ceramah beliau yang saya rangkum kali ini.


How to Master Your Habbit - Ustad Felix Siauw
http://www.goodreads.com/book/show/13489955-how-to-master-your-habits

Oke, sebelum saya merangkumnya lebih jauh, alangkah baiknya jikalau saya mencantumkan beberapa testimoni dari website Goodreads.com tentang buku hasil jerih payah tulisan Ustad Felix Siauw.

Dwi Suci Lestariana
How to Master Your Habits...
yang jelas ini bukan buku motivasi!!! ya BUKAN buku motivasi.

Buku ini mengajarkan kita untuk memprogram kembali pikiran kita. 
bagaimana membentuk suatu kebiasaan baru ( pastinya, kebiasaan baik dongg....), sehingga habit kita bisa menjadi "tuan" dalam hidup kita sehari-hari.


cara penyampaian yang sangat enak, g butuh waktu lama untuk bisa "mengkhatamkan" buku ini.kayaknya ak baca pagi, sore udah selesai... :D

so... kuncinya hanya ada 2: PRACTICE AND REPETITION :D, 
if we do contionously, we will have new life.
sengaja g mw bikin review panjang2, buat teman2 yang sudah jenuh, bosan, dan pengen sesuatu yang baru yang selama ini hanya ada di angan2... ayo aca buku ini... dan jangan lupa setelah itu: practice and repetition...dijamin g bakal nyesel..... 
momentum juga nich... sebulan ini kita puasa.... besok udah lebaran, masuk 1 syawal artinya kembali ke jiwa2 yang bersih, semoga yang baik2 yang selalu kita lakukan selama ramadhan ini selalu kita lakukan di 11 bulan yang akan datang dan selamanya. yang buruk2 yang selalu bisa kita kendalikan selama ramadhan, juga tidak akan kita lakukan lagi di 11 bulan ke depan dan untuk selamanya.

selamat membaca... terus berjuang untuk practice and repetition dan akhirnya... salam istiqomah :))



Meta Morfillah 
Judul: How to master your habits
Penulis: Felix Y. Siauw
Penerbit: Alfatih press
Dimensi: 160 hlm + viii, 20.5 cm, cetakan ke-10 januari 2015
ISBN: 978 602 17997 2 7

Mengapa ada satu orang yang bisa ahli dalam satu hal meskipun dia tidak termotivasi melakukannya? Menurut penulis buku ini, jawabannya adalah HABITS. Habits lahir dari practice and repetition. Tanpa perlu berpikir atau termotivasi, kita hanya harus mengondisikan agar habits ini tercipta. Dengan sukarela atau pun berat hati. Tanpa sadar segala hal luar biasa hanyalah pengulangan, latihan, hukum 10.000 jam dan menjadi muscle memory (tanpa sadar).

Hanya butuh tiga langkah membentuk habits baru:
1. Mulai dari yang kecil
2. Temukan tempat habits
3. Berlatihlah terus

Langkah pertama pembiasaan akan selalu menjadi berat sebab ketidaknyamanan. Namun umumnya jika konsisten selama 30 hari pertama, akan menyukseskan 3 bulan selanjutnya, setahun selanjutnya dan pada akhirnya akan menjadikan kita menguasai habits tersebut.

Gaya bahasa penulis sangat lincah dan ringan, persis seperti mendengar beliau ceramah langsung. To the poin, jleb jleb jleb. Sayangnya saya terganggu dengan desain isi buku ini. Warna hitam putih namun menampilkan banyak gambar di bagian bawah atau atas dengan opacity full sering mengaburkan teks di bagian itu. Seharusnya gambar tersebut dikurangi opacitynya atau dibuat berwarna agar lebih dapat "highlight"nya.

Mengenai isi buku saya suka, sebab sangat menginspirasi terutama bagi pendakwah Islam.

Jazakumullah khair untuk Bursa Buku Berkualitas yang telah menghadiahkan saya buku ini.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Practice makes right, repetition makes perfect." (H.38)

"Keberhasilan bukan terletak lebih banyak pada motivasi, tapi pada pengondisian."(H.83)

"Dua orang pada pilihan yang sama dan visi yang sama, mencintai Dzat yang sama; Allah SWT, cepat atau lambat pasti akan berjumpa." (H.96)

"Easy come, easy go, everything that came with an instant will gone in an instant. There's no such things as ujug-ujug." (H.106)

"Membaca buku adalah sejenis bentuk ketagihan seperti spiral melebar terus membesar. Satu buku akan mengajak pada dua buku, dua buku pada tiga buku, dan seterusnya." (H.115)

"Unreasonable fear, ketakutan yang hanya ada di dalam bayangan kita saja, tak mewujud dalam kenyataan." (H.137)

"Andaikan beralasan itu boleh, maka bukankah seharusnya Rasulullah SAW yang paling berhak atas itu. Tapi beliau tidak melakukannya, dan itu jelas sebuah teladan bagi kita." (H.169)
Sepertinya membaca testimoni pun sudah cukup untuk tahu inti dari bahasan ini, tapi tanpa tahu proses bagaimana secara logika hal tersebut bisa terjadi begitu mulus dan berhasil dan menjadikan Ustad Felix yang seperti ini sekarang, rasanya akan ada yang mengganjal. Kita mungkin tahu bahwa kita harus bekerja keras dan berusaha terus menerus, tapi tanpa tahu segala seluk beluk yang ada, kita tidak mungkin mencapai suatu tujuan dengan maksimal.  

JADI MARI KITA BACA BERSAMA - SAMA DAN KITA CARI TAHU ALASAN - ALASAN DI BALIK KEBERHASILAN USTAD FELIX SIAUW.

Macam dan Definisi Keahlian


Keahlian itu bermacam - macam, mulai dari keahlian menyenangkan orang lain, keahlian untuk cari nafkah, keahlian untuk menjadi kreatif, keahlian untuk mendidik anak, keahlian untuk beribadah, keahlian untuk ikhlas.Dan bahkan Ustad Felix mengatakan bahwa membuat orang tidak suka sama kita, membuat orang marah juga merupakan sebuah keahlian.

Kadang kita punya kadang kita tidak punya. Kadang kita sadar, kadang kita tidak sadar bahwa kita memiliki keahlian - keahlian tersebut. Maka 100 tahun belakangan ini orang - orang banyak yang berbicara tentang motivasi, menurut saya sendiri motivasi adalah segala - galanya, tanpa motivasi maka sebuah keahlian tidak akan dapat dikuasai.

Kenapa ada orang pinter dan gak pinter, ada orang yang disuruh mengerjakan sesuatu dan pasti beres, ada juga orang yang tidak dapat membereskan pekerjaannya. Ada orang yang di dalam jangka waktu 20 tahun karirnya selalu menanjak, ada juga dalam jangka waktu yang sama masih saja jadi tukang sapu. Maka orang - orang selalu ingin meningkatkan kemampuan. Jadi pertanyaannya adalah sebenarnya keahlian itu warisan atau dilatih? 

Kita pasti sudah tahu jawabannya bahwa keahlian itu adalah sebuah hal yang dilatih. Tapi Menurut Ustad Felix ada beberapa tempat di indonesia yang "orangnya" yang tidak berpikiran demikian. Pernah suatu ketika Ustad Felix sedang mengisi acara di daerah Jawa Tengah, kemudian setelah mengisi acara tersebut, ada bapak - bapak yang kemudian menghampiri beliau kemudian bercerita,

"Memang Ustad ini dapat hidayah, sama seperti anak ustad saya, ustad saya itu Habib". kata bapak tersebut.

"Nah kemudian Habib ini punya anak belangsatan banget pokoknya. Nah anak ini sudah belangsatan banget, minum-minuman keras, preman dan sebagainya tapi pada suatu saat dia beruabh dan jadi ustad" Cerita Ustad Felix.

Kemudian orang jawa tengah itu meneruskan kata - katanya"Berarti, ustad itu memang sudah ditulis dari langit!!"


Jadi, bagaimana menurut anda? apakah seorang pemimpin itu dilahirkan atau dilatih/dibentuk? Kalau kita korelasikan dari pernyataan di atas, maka akan muncul pertanyaan, apakah gelar ustad itu sudah putusan dari langit, dari saat pertama kali lahir yang berarti hal tersebut tidak berubah ataukah hal tersebut dilatih.

Ustad Felix mengatakan bahwa ada sebuah penelitan/diskusi/perdebatan di bidang HRD selama seratus tahun terakhir, maka akhirnya mereka mendapat kesimpulan bahwa keahlian itu tidak diwariskan.

Kalau keahlian diwariskan, maka sekarang monyet pasti sudah pegang komputer, mungkin sudah memakai baju, polisi tidak perlu repot melatih anjing untuk membantu tugas mereka menangkap penjahat atau mengenali bau narkoba dan mungkin setiap anak akan dapat berbicara dengan berbagai bahasa, memiliki berbagai keahlian, baik itu fisik seperti beladiri dan olahraga maupun nonfisik seperti mata pelajaran yang ada di sekolah. Dan Jika kita teruskan hal ini, mungkin juga sekolah tidak perlu ada karena seorang anak mendapat semua keahlian yang dimiliki oleh orang tuanya. Jadi keahlian itu tidak mungkin diwariskan.

Karena keahlian itu tidak diwariskan, maka muncul banyak pelatihan motivasi yang menjamur di seluruh dunia termasuk di amerika dan indonesia. Tapi ternyata setelah training motivasi, ternyata tidak menolong bangsa indonesia dan indonesia tidak kunjung bangkit.

Bukan Motivasi yang Membuat Orang Menguasai Sebuah Keahlian


Pernah ada yang pernah curhat pada Ustad Felix setelah mengikuti training motivasi dirinya menjadi semangat, tapi setelah sebulan - setelah mengikuti pelatihan motivasi dia menjadi lesu lagi. Ikut training motivasi , pulang motivasi mendapat semangat dan kemudian seminggu lagi lesu lagi. Ikut training motivasi tiga hari kemudian lesu lagi dan ada yang ikut training motivasi, tapi setelah pulang dari training lesu lagi.

Dari sini Ustad Felix mengambil kesimpulan bahwa ternyata training motivasi tidak banyak membantu indonesia kecuali jadi (membentuk seseorang menjadi) penipu.  Jadi penipu gara - gara ikut training motivasi.

Kenapa? karena gara - gara  ikut training motivasi, merasa diri sudah hebat, utang sana - sini, pake kartu kredit buka bisnis tanpa ada keahlian akhirnya ngemplang(mungkin maksudnya bangkrut gara - gara tertipu oleh diri sendiri). Bangkrut bukan karena kehilangan motivasi, tapi karena tidak mempunyai keahlian. Semangat memang bisa datang dari mana saja bahkan pada saat saat bangkrut kita masih bisa semangat, tapi tanpa ilmu yang bisa dipegang dan dijadikan patokan, maka motivasi hanyalah omong kosong, benar kan?


Dari sini Ustad Felix meneliti dan mencari, kira - kira apa yang mebuat sebuah keahlian melekat pada seseorang dan permanen yang tidak akan habis sehari ataupun dua hari. Kemudian ustad Felix menunjukkan sebuah video dan memperkenalkan Tiger Woods.

Tiger Woods adalah pemain Golf yang mendapatkan title juara dunia Golf pada umur 21 tahun padahal orang - orang kebanyakan mendapatkan title juara golf ada umur 40 tahun atau 60 tahun. Dia menjadi Olahragawan Terkaya di Dunia mengalahkan Michael Jordan. Nilai transfernya adalah $500.000.000,- dan gaji pertahun sekitar $85.000.000,- (pernyataan Ustad Felix tahun 2013).

Di bawah ini bisa kalian lihat keahlian Tiger Woods melakukan jugling bola golf di dalam iklan NIKE selama 30 detik.




kalau keahlian milik tiger woods ini diwariskan dari orang tuanya dan bukan hal yang dipelajari, mungkin orang tuanya juga jadi sekaya dan sehebat anaknya bukan? tapi bukan hal itu yang terjadi. bahkan ini hanya hipotesa saya saja.

Ustad Felix juga menghadirkan sebuah video street football, tapi karena saya tidak bisa menemukan video itu jadi saya cuma ingin menyertakan video yang menyerupai saja. Beliau menjelaskan bahwa bagi kita bermain bola dengan berbagai trik yang kita sendiri merasa bahwa itu tidak mungkin untuk dilakukan adalah sesuatu yang luar biasa, tapi bagi orang yang ada di video tersebut ini hal yang biasa karena setiap hari mereka bermain bola.




ustad Felix juga menunjukkan video tentang seorang anak kecil, perempuan yang baru berumur 2 tahun yang bisa menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh sang ayah tentang islam dan hampir semuanya benar. Berikut videonya:



Kemudian muncul pertanyaan, apakah anak tersebut baru sekali di tanyai pertanyaan itu kemudian divideokan atau sudah ratusan kali diajari hal yang sama? Yang jelas jawabannya adalah video itu bukan pertama kali direkam oleh ayahnya karena mungkin ada saat dimana dia jawabannya salah atau dia lupa jawabannya atau kabur dari videonya(inget masih anak kecil umur 2 tahun).

Maka dapat disimpulkan bahwa ini adalah hasil dari pengulangan, atau dalam arti lain habit atau kebiasaan. Dan menurut islam anak kecil belum mempunyai akal. Karena kita tahu akal itu ada saat kita baligh(dewasa), bukan sebelum kita baligh(dewasa).  Jadi yang perlu di garis bawahi adalah jika anak belum baligh dan orang tua memarahi atau memukul anak mereka, maka orang tua tersebut yang gila.

Disini Ustad Felix juga mewanti - wanti orang tua agar tidak berbuat kasar dan memarahi anaknya yang masih kecil, karena anak kecil masih belum punya akal, masih belum punya tanggungan dosa. Belum bisa berpikir secara logis. Jadi menurut beliau.

Kembali pada anak kecil berumur 2 tahun tadi, selain bisa menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut, perlu diketahui bahwa dia juga bisa bahasa arab. Iya bisa bahasa arab karena dia memang orang arab, sama seperti kita waktu kecil sudah tahu bahasa indonesia. 

Tapi menurut pembaca, apakah anak berumur 2 tahun memiliki motivasi untuk belajar bahasa arab? apakah anak bermur 2 tahun punya akal untuk belajar bahasa arab? ada juga yang pengen bisa bahasa arab tetapi gak pernah bisa.

Jadi disimpulkan bahwa motivasi dan akal tidak mempengaruhi sebuah keahlian, tapi habit atau kebiasaan yang mempengaruhi.

Ustad Felix menceritakan bahwa dia yang dilahirkan di keluarga cina, mendengarkan terbiasa mendengarkan ayahnya berbicara 2 dialek bahasa cina yaitu bahasa mandarin dan bahasa KE' tapi tidak bisa berbicara dengan bahasa tersebut. karena keahlian mendengar dan keahlian berbicara adalah keahlian yang berbeda.


Perbedaan antara Bisa dan Tidak Bisa 


Jika kita melihat Pernyataan dari Ustad Felix tentang pendengarannya yang terbiasa mendengar dua dialek bahasa china dan ketidakmampuannya untuk berbicara bahasa tersebut, maka bisa disimpulkan memang beliau jarang mempraktekkan atau membiasakan berbicara dengan bahasa tersebut. Ingat bahwa kata beliau keahlian mendengarkan dan keahlian berbicara adalah 2 keahlian yang berbeda.

Saya sendiri merasa demikian, karena di waktu sekolah sewaktu mendapat pelajaran kejuruan multimedia tentang photoshop, karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan mencari buku dan bahan, akhirnya apa yang saya dapat selalu saja artikel berbahasa inggris di google. Selain itu saya jadi sering membaca dan mendengarkan sampai - sampai akhirnya saya pun jadi terbiasa, meskipun hanya bahasa inggris sehari - hari, ditambah lagi karena sering melihat film berbahasa inggris. Namun kemampuan berbicara dan menulis saya nol, grammar bahasa inggris pun tidak bisa, meskipun sudah hampir 8 tahun saya tahu bahasa inggris.  Tapi pada akhirnya saya tahu. Untung saja.

pada menit 18:20 ustad Felix menanyakan tentang siapa saja yang bisa baca bahasa arab gundul, tentu saja menurut saya tidak ada yang bisa kecuali orang - orang yang sudah belajar bahasa arab atau paling tidak belajar di pondok bukan? namun beliau mengatakan bahwa beliau menemukan metode baca arab gundul dalam waktu satu menit. Ini terlihat tidak mungkin kan? bagaimana hal itu bisa terjadi? Saya lihat di video tersebut, bahasa arabnya bahkan tidak bisa di baca sama sekali (1). dibilang penemu pertama yang sudah tes di australia dan tempat - tempat lainnya.

kemudian beliau menyuruh kawan - kawan audiens yang hadir untuk membaca mantra bersama, membaca basmalah dan lahaula walaquwata illabillah kemudian mengganti slide dan ternyata yang ada di slide tersebut adalah surat al-fatehah tanpa harokat(2). Tentu saja semua orang bisa, bahkan jika tanpa harokat kan?


membaca arab gundul dalam waktu satu menit - felix siauw
membaca bahasa arab gundul dalam waktu satu menit. wkwkwk


Tentu saja kemudian beliau mempertegas dan mempertanyakan kembali kepada penontonnya,

"Apa beda antara tidak bisa dengan bisa? Beda antara beda dan tidak bisa adalah biasa."begitu tuturnya.

Karena kita sudah sudah membacanya berkali - kali, mungkin ratuan ribu kali bahkan jutaan kali. kita tidak tahu hukum nahwu sorof  tapi kita tahu bahwa membaca basmalah harus bismilah, bukan besmeleh atau busmuluh.

contoh lain yang sering dicontohkan beliau adalah mencoba membuat para penontonnya untuk membaca huruh abjad dari A sampai Z berurutan. Tentu saja hal ini adalah hal yang mudah. Tapi bagaimana jika kita harus membaca dari Z ke A secara berurutan? Pasti akan kesulitan. Itulah yang dimaksud beliau hal yang mudah bisa menjadi susah karena tidak biasa. Dan yang Susah bisa jadi mudah karena biasa.

Sama seperti membaca surat Al-Fatehah diatas, padahal huruf arab gundul, tetapi kita tahu cara membacanya karena kita sudah biasa membacanya ratusan, bahkan ratusan ribu kali.

Sama halnya jika kita sedang membaca tulisan di bawah ini, tidak mungkin kita membaca "bndr"  sebagai "bundar", tapi "bandara". "antm" = "antum", "bgsi" = "bagasi",  dan lain sebagainya. Anda pasti tahu cara membacanya jika anda bisa bahasa indonesia. Kit bisa karena biasa, lain lagi dengan orang asing yang baru belajar bahasa indonesia, mungkin mereka akan bingung dengan kata - kata seperti ini bukan?


memahami pesan singkat dengan mudah karena kebiasaan - felix siauw
memahami pesan singkat dengan mudah karena kebiasaan


Otak manusia bekerja secara otomatis menerima semua informasi dan mengolahnya. Misalnya saja jika kita melihat sebuah foto makanan, maka kita pasti akan melihat lapar, atau mungkin berimajinasi merasakan rasa makanan tersebut. Tetapi bisa kita tahu bahwa foto tadi adalah masakan dari olahan daging babi, maka saat itu juga kita akan merasa jijik dengan masakan tersebut.

Dengan kata lain,

Kelihatannya kita berpikir, merasa, dan berbuat secara OTOMATIS!! sebagai respon atas kondisi tertentu. ustad Felix Siauw

Otomatis berarti kita tidak bisa mengendalikan apa yang otak kita pikirkan secara langsung, dan hal itu yang dinamakan habbit. maka orang yang terbiasa berpikir baik, akan mudah bagi dia untuk berpikiran positif dan baik terhadap orang lain. Namun jika seseorang terbiasa berpikiran buruk, maka akan sangat mudah baginya untuk berpikiran negatif dan buruk terhadap orang lain.

Contoh lain adalah dengan bahasa, bagaimana jika orang jawa mendengar kata "asu" yang berarti anjing keluar dari mulut seseorang? yang jelas mereka akan tersinggung. Lain halnya jika orang sunda yang mendengarkan, mereka akan tampak biasa saja karena bahasa yang digunakan pun berbeda. Atau mungkin jika kita berpergian ke malaysia, jangan sekali - kali kita mengucapkan kata "butuh". Karena menurut orang malaysia butuh artinya adalah alat kelamin pria. Mereka akan tersinggung saat mendengarkan kata - kata tersebut.

Dari sini Ustad Felix Siauw mengatakan bahwa cara tersinggung setiap orang di setiap daerah berbeda - beda. Karena cara merasa dan mengartikan suatu hal seperti bahasa juga berbeda - beda. Mereka merasa geli karena keterbiasaan mereka mengartikan kata "butuh" sebagai alat kelamin pria. Sedangkan kita merasa biasa saja karena kita mengartikan kata "butuh" sebagai kata kata kerja.

Takut Setan juga merupakan sebuah kebiasaan, bukan sebuah warisan. Menurut beliau, tidak ada orang yang lahir takut setan, orangtualah yang mendidik mereka takut setan. Menurut saya hal itu memang betul, coba saja lihat bagaimana keseharian kita, lihat film setan, melihat rupa - rupa buruk mereka yang di desain oleh pembuat film tersebut. Pocong lah, kuntilanak lah, genderuwo lah dan bahkan orang - orang di sekitar kita sering menceritakan hal - hal yang berbau mistis yang membuat kita takut yang sebenarnya adalah jika kita tidak pernah diceritakan hal - hal aneh oleh mereka, kita tidak bakalan takut. Karena pada dasarnya kita sendiri yang merasa takut akan setan belum pernah melihat mereka secara langsung, atau bahkan memukul mereka. Bisa tidak mereka dipukul, dilempari batu atau di dekati dan diusir.

Ustad felix juga menceritakan tentang De-Learn reflexs(reflek yang dipelajari), Contohnya adalah seorang karateka harus berlatih satu gerakan sebanyak 2000 kali untuk dapat menguasai hal agar seseorang bisa menendang atau memukul seseorang secara otomatis karena sebuah kebiasaan, meskipun sebenarnya mereka ketakutan pada saat itu.

Di sini ustad felix juga mencontohkan sebuah kasus De-Learn refexs pada berita yang sempat viral dulu pada tahun - tahun sebelumnya berjudul "Suster Ngesot di tendang satpam". berikut ini link untuk cerita singkatnya jika anda tidak tahu ceritanya.  Beliau juga menyanjung perilaku satpam, bukan karena ingin membenarkan perilaku satpam yang menendang suster ngesot itu, tetapi karena refleks yang dimilikinya. Saya sendiri sebenarnya pro terhadap satpam tersebut karena dari cerita yang beredar memang suster yang ditendang yang diketahui sebagai anak bos itu tidak mengkoordinasikan hal tersebut kepada para satpam selaku yang bertanggung jawab di kawasan tersebut.

95% dari apa yang kita pikirkan, kita rasakan dan kita perbuat adalah habit. Beliau juga mencontohkan bahwa jika beliau bisa mengisi seminar dengan tutur bahasa yang cepat dan dapat dimengerti, maka hal itu adalah habit dan jam terbangnya sudah tinggi. Sedangkan orang - orang yang belum bisa berbicara dan melakukan presentasi di depan umum itu karena belum biasa dan jam terbangnya masih sedikit, bukan yang lain.

orang yang sering ngeluh akan terlihat pada wajahnya, dan orang yang sering ngeluh tidak akan bisa kerja. Seorang HRD yang baik, dia bisa lihat orang itu bisa kerja dari wajahnya. -Ustad Felix Siauw

Cara Membentuk Habit/Kebiasaaan

Habit menurut Ustad Felix Siauw membentuk segala - galanya, cara peran, kreativitas, produkfitas dan bahkan cara kita menampilkan wajah. Hal tersebut dapat dibentuk dengan mudah dengan rumus berikut.

LATIHAN + REPITISI = HABIT


Bapaknya LATIHAN, Ibunya REPITISI(emngulang - ulang apa yang dipelajari), anaknya Habit. Kalau LATIHAN dikawinkan dengan REPITISI maka yang lahir adalah HABIT. Meskipun Kawinnya kawin lari, atau kawin siri. Walau kawinnya dipaksa maupun sukarela. good Joke Mr. Felix , 。(✿‿✿)。

habit itu mengakar - Ustad Felix Siauw
Habit Itu Mengakar dan Punya tahapan seperti sebuah siklus tumbuhnya tanaman


Habit itu seperti tanaman yang tumbuh. Coba lihat urut - urutannya diatas. Awalnya akarnya yang pertama tumbuh kemudian menyerap unsur hara dan air yang akhirnya menumbuhkan batang dan Daun diatasnya. Ketika Sudah Tumbuh di atasnya, kemudian tanaman memiliki daun yang bisa menyerap sinar matahari. Kemudian terjadi fotosintesis yang kemudian dapat menumbuhkan kembali akarnya. Bertambah banyak akarnya, bertambah banyak pula air yang bisa dia serap dari pada yang sebelumnya. Untuk kemudian menumbuhkan lagi Daunnya. Semakin besar daunnya, semakin banyak dan panjang pula akar yang bisa dia tumbuhkan. Sedangkan yang tidak berakar mati.

Dari sini dibuat sebuah kesimpulan bahwa habit/kebiasaan itu dimulai dari kecil. Awalnya kecil lama - lama menjadi besar.  Apa yang kita lihat di atas(Daun yang lebat atau buah - buahan yang segar dan manis) itu menandakan yang apa yang ada di bawah (betapa banyak, besar dan panjangnya akarnya). Jadi bila seseorang melihat orang lain bisa melakukan apa yang tidak bisa dia lakukan, berarti orang tersebut telah melatih apa yang tidak dia latih. 

Dengan kalimat di paragraf sebelumnya itu, kita akhirnya peroleh kesimpulan bahwa apa yang orang lain lakukan yang kelihatan (daunnya) adalah hasil dari latihan dan kerja keras yang tidak pernah kita lihat pada dirinya (akarnya). Kerja keras disini berarti kebiasaan yang dia bangun setiap hari, mungkin belajar setiap hari dengan rajin dan tekun dan menjadikannya kebiasaan. Bisa jadi orang tersebut belajar menghafal satu atau dua kosakata bahasa asing setiap hari, kita tidak tahu hal itu kan? yang kita tahu sewaktu ulangan berlangsung dia mendapat nilai terbaik, sewaktu berbicara dia berbicara dengan bahasa yang sulit kita mengerti dan lain sebagainya. Seperti sebuah bola salju yang digelindingkan dari atas bukit, lama - lama akan menjadi besar karena terus menggelinding, menumpuk antara satu dan lainnya.



Anak - Anak Meniru Habit Orang Tuanya

habit terbentuk dari kecil, jadi untuk orang tua hati - hati jika ingin melakukan sesuatu. Karena anak - anak melihat apa yang kita lakukan, mendengar yang kita bicarakan dan tahu apa yang kita maksudkan. Maka hal itu akan berefek sampai dewasa. Ustad Felix menambahkan bahwa setiap kata itu direkam oleh anak jadi hati - hati dalam mengeluarkan kata - kata. Tidak mungkin seorang anak mengatakan kata - kata kasar karena jika anak - anak sampai mengeluarkan kata - kata kasar, itu pasti karena ada bapak - atau ibunya yang berkata - kata kasar di depan anaknya.

Karena manusia itu seperti teko yang hanya mengeluarkan apa yang diisinya. Jika yang di isi air putih maka yang keluar air putih. Jika yang kita masukkan adalah kopi/teh maka yang keluar juga kopi/teh. Ustad felix sendiri pernah mengalami karena sebuah kebiasaan minumnya di rumah ditiru oleh anaknya. Beliau mempunyai kebiasaan langsung minum dari botolnya, kemudian suatu hari anak beliau meniru kebiasaan beliau dan beliau menegurnya. Tanpa kita sadar, kita mengeluarkan habbit yang buruk dan menularkan kepada anak. Hal tersebut bisa jadi dari tradisi, lingkungan dan sebagainya. 

Di menit 37:58 Ustad felix menunjukkan sebuah video penggambaran bagaimana habit terbentuk pada anak. Di tunjukkan tetang sebuah video tentang seorang ibu yang melarang anaknya untuk pergi ke tangga dan mengatakan "jangan naik, nanti kamu jatuh!!" Begitu yang disampaikan Ustad Felix. Akhirnya Anak tersebut tidak pernah mau menaiki apapun, baik naik dari kolam renang, naik ke kapal, naik tangga maupun naik ke pesawat. Mungkin video ini adalah video karangan untuk sebuah kampanye atau sponsor produk, karena mencontohkan hal yang ekstrim yang mungkin di dunia nyata tidak masuk diakal. Tapi saya sendiri pernah mengalaminya di waktu saya masih kecil. Ibu saya melarang saya untuk pergi jauh dengan alasan nanti saya diculik orang. Akhirnya saya sendiri tidak pernah pergi jauh dari rumah bahkan sampai dewasa. Alasannya mungkin bukan karena takut di culik, tapi saya sendiri merasa tidak aman saat keluar dari rumah. Alhamdulillah sekarang saya tidak seperti itu lagi. Jadi dari sini saya tahu apa yang Ustad Felix Bicarakan. Maka Hati - hatilah dengan pendidikan pada anak.

Contoh Pendidikan yang membatasi kreativitas menurut belliau adalah saat ketika kita disuruh menggambar pemandangan. Pasti jika kita berpikir tentang menggambar pemandangan, maka yang kita pikirkan selalu saja gambar dua gunung dengan dua petak sawah, dengan sebuah jalan di tengah serta matahari yang terbit dari arah gunung tersebut berhimpitan dan ditambah beberapa burung yang berbentuk seperti huruf M. Sangat menyedihkan karena itulah yang saya pikirkan. Pendidikan kita di waktu sekolah seolah menjadi penghalang.

Dan ketika Anak beliau sendiri melakukan hal serupa, maka Beliau menyuruhnya untuk menggambar yang lain, misalnya menggambar gunung di atas awan. Setelah itu beliau menunjukkan gambar gunung di atas awan dari google yang memang benar - benar ada. Kemudian beliau menyuruh anaknya menggambar mobil terbang, setelah itu menunjukkan film harry potter dimana mobil memang bisa terbang. Alasannya adalah beliau tidak ingin membatasi kreativitas anak. Boleh kita berkreativitas selama itu masih syar'i.

Master Memory Dalam Olahraga

sebuah penelitian dilakukan untuk pembasket yang disebut master memory. Contoh yang ustad Felix Siauw dalam olahraga basket, seseorang bisa melakukan lemparan free throw dengan akurasi 85% ketika orang tersebut sudah melempar bola sebanyak 500.000 kali. Terdengar tidak masuk akal? tapi itulah yang beliau katakan.

kemudian dilakukan penelitian untuk pembasket yang sudah menguasai ini, dan disuruh melempar 10 bola di titik yang sama dan semuanya masuk. kemudian pebasket ini diharuskan melempar bola dengan adanya pengalihan perempuan - perempuan cantik di sekitar ringnya dan kesepuluh bolanya tetap masuk. Kemudian matanya ditutup dan 10 bola masuk dari 10 kali kesempatan. tetapi ketika disuruh maju dua langkah, hanya 7 dari 10 bola yang masuk. sedangkan ketika mundur dua langkah kebelakang dari titik semua, hanya 6 dari 10 bola yang masuk. Akhirnya disimpulkan bahwa jarak mempengaruhi akurasi pebasket tersebut.

Disebutkan sebuah nama oleh Felix yaitu Michael Jordan sebagai contoh selanjutnya dalam master memory.Pertanyaan yang dilemparkan beliau adalah tentang berapa kali team milik Michael Jordan mendapatkan poin yang sama dengan team musuhnya di injury time yang tinggal hanya beberapa detik dan lemparan free throw Michael Jordan menentukan kemenangan teamnya? mungkin sudah ratusan kali atau ribuan kali. beliau beranggapan bahwa memang Michael Jordan sudah diciptakan untuk kondisi seperti itu.

Contoh lain yang disebutkan oleh Ustad Felix Siauw adalah perbedaan antara menyetir mobil manual dan otomatis. Ketika sudah jadi kebiasan menggunakan mobil manual, maka saat berpindah ke mobil otomatis orang tersebut akan jadi tidak biasa, akan selalu saja ada yang ingin di injak, mungkin rem. Dan sebaliknya jika berpindah dari otomatis ke manual, maka di saat ingin berhenti di lampu merah, maka orang itu akan kita dapati mobilnya mati mesin karena lupa menginjak kopling.

Hal yang sama juga terjadi pada saya saat dulu berganti dari sepeda motor matik ke sepeda motor bebek. Maka yang terjadi adalah saya selalu saja lupa mengganti gigi, lupa untuk menekan rem karena sepeda bebek rem roda belakang ada dikaki. Saya Bahkan bingung cara menggunakan klakson dan menyalakan lampu sein saat berbelok, sampai - sampai saya ditegur oleh orang. Tapi setelah waktu berlalu, saya jadi terbiasa.


Jalan - Jalan Pemikiran

Membentuk Habbit sama seperti membabat hutan, atau menyibak ladang gandum. Contohnya adalah ketika ada beberapa anak yang bermain permainan petak umpet di ladang gandum. Awalnya kita perlu kerja keras untuk melakukannya, mencari jalan, menggunakan tangan untuk mencari jalan, menggunakan kaki untuk melangkah dan menginjak gandum di tempat tersebut. Pada saat kita lihat kebelakang, maka kita akan melihat jejak tempat yang kita lewati. Kemudian orang lain yang melangkah di belakang kita pasti akan melewati jejak jalan yang sudah ada untuk mengejar kita. Bukannya dia akan membuat jalan baru yang akan membuat mereka susah melangkah, melainkan anak tersebut akan melewati jalan bekas anak pertama untuk mengejarnya.

Lama - Kelamaan karena jalan itu dilalui terus menerus, akhirnya jalan itu akhirnya tanaman yang ada di atas tempat tersebut mati dan jalannya menjadi mudah dilewati. Dan ketika di injak dan dilewati terus - menerus, tanahnya akan menjadi padat. Itulah yang dimaksud Ustad Felix sebagai jalan - jalan pemikiran.

Dengan kata lain, jalan pemikiran itu adalah awalnya memang dibutuhkan waktu yang lama dan usaha untuk melewati jalan tersebut, tapi lama - kelamaan waktu yang dibutuhkan menjadi semakin sedikit, karena kita tidak perlu melakukan usaha untuk melewatinya. Itulah gambaran dari pada habit. Karena kita merasa nyaman melewati suatu jalan tanpa harus berusaha menyibak, mencari jalan baru. Karena kita tidak harus bekerja keras.

Manusia pada saat lahir pada dasarnya tidak dengan dengki, atau iri dengan orang lain, atau bahkan pengalaman lainnya. Tetapi kemudian ada yang dididik untuk jadi iri, dengki ada pula yang di dididik oleh lingkungan sekitarnya untuk jadi salah.

Hal serupa dicontohkan oleh beliau bila di suatu hari di depan rumah kita melihat seorang anak kecil atau orang asing berpenampilan agak lusu yang mengetuk sebuah rumah, berbusana muslim dan memakai peci dengan membawa Map. Maka kita akan tahu bahwa itu adalah orang minta sumbangan. Kita tahu karena sebelum- sebelumnya begitulah umumnya dan begitulah ciri - cirinya orang yang minta sumbangan. Itulah yang disebut jalan - jalan pemikiran yang berpengaruh di dalam pikiran kita.

Maka dapat disimpulkan jika semakin sering kita sering berprasangka buruk sama seseorang, maka semakin mudahnya kita akan berprasangka buruk sama seseorang, hal itulah yang disebut habit.

Maka bagaimanakah cara agar kita tidak berprasangka buruk lagi?

Caranya adalah dengan jangan berprasangka buruk lagi. Ibarat jalan dari ladang gandum diatas, semakin kita lewati, semakin mantap dan semakin padat pula tanahnya. Maka yang harus kita lakukan adalah mencari jalan baru atau jalan lain, menyibak ladang gandum yang lain yang akan kita jadikan jalan alternatif. Menyibak dan melewati jalan baru memang akan terasa susah, berat, dan gatal, dan rasanya sulit. Tapi lama - kelamaan jadi nyaman.

Begitu pula saat seorang wanita mencoba memakai kerudung. Menurut Beliau, bukannya kita belum dapat hidayah, melainkan karena memang kita belum terbiasa. Jika dalam suatu waktu seorang wanita telah biasa menggunakan kerudung terus, maka di lain waktu jika dia tidak menggunakan kerudung, maka akan merasa tidak enak, aneh atau bahkan telanjang.

Pengalaman Ustad Felix Mengenai Pembentukan Habit Pada Dirinya

Ustad Felix sendiri juga pernah mengalami kejadian serupa terkait pengalamannya menutup aurot. Awalnya sebelum masuk islam beliau hanya memakai celana pendek yang lebih parah dari hotpants untuk kemana - mana. Tapi setelah mengenal islam dan beliau tau bahwa aurot laki - laki bagian bawah adalah sampai lutut dan akhirnya memakai celana yang menutupi lututnya.

Awal menggunakan celana panjang untuk kesehariannya, beliau menuturkan bahwa rasanya memang tidak enak, risih, gerah, sumpek, sungkan, stres dan sebagainya. Tapi lama - kelamaan perasaan itu berubah. Dan setelah 11 tahun masuk islam dan menggunakan celana menjadi kesehariannya, maka meskipun beliau berada di hotel sendirian dan tidak ada orang yang melihatnya, memakai celana pendekpun menjadi risih. Hal ini yang beliau sebutkan kembali sebagai kebiasaan atau habit.

Pengalaman berikutnya adalah dengan anak beliau yang berumur 5 tahu. Beliau menuturkan bahwa anaknya sendiri dibiasakan untuk memakai kerudung sejak usia 6 bulan. pertama kali mencoba mengenakan kerudung tersebut, maka anaknya langsung melepasnya, Mencoba mengenakan lagi, kemudian dilepaskan lagi. Hal tersebut di ulangi beliau sampai pada akhirnya di usia 6 bulan, anaknya sudah memakai kerudung secara full time. 

Semenjak itu sampai berumur 2 tahun anak beliau selalu memakai kerudung. Dan Pada umur 2.5 tahun beliau mulai untuk memberikan wejangan pada anaknya yang bernama Alila itu. Beliau menjelaskan kepada anaknya untuk selalu masuk ke kamar jika ada laki - laki yang datang ke rumah, Jika ingin keluar dari kamar maka dia harus selalu memakai kerudung dan jika ada Laki - laki yang datang bertamu ke rumah beliau, ustad Felix mewanti - wanti anaknya agar tidak perlu salim karena mereka bukan mahram. Yang boleh di ajak salim hanya bapak dan ibunya saja. Jadi dengan candaan ringan beliau juga mengatakan bahwa jika audiens laki - laki yang mendengarkan ceramah beliau datang bertamu ke rumah beliau, sampai kiamat pun anaknya tidak akan mau di ajak salim dengan orang lain, karena memang anak beliau sudah dilatih untuk tidak bersalaman dengan yang bukan mahram.

Suatu waktu Ustad Felix kedatangan tamu laki - laki dan menyuruh anaknya untuk masuk ke dalam kamar dan tidak boleh keluar. Dan pada saat Ustad Felix dan istrinya menemani tamunya diluar, tiba tiba terdengar jeritan keras di kamar anak beliau. Beliau kira di kamar terjadi suatu kecelakaan. Ternyata pada saat dilihat di dalam kamar, sebab tangisan anak beliau bukan karena kecelakaan atau hal - hal mengerikan lainnya, melainkan karena ingin mengambil kerudung yang ada di gantungan baju tapi tidak bisa mengambilnya. Alasannya adalah karena Alila ingin memakai kerudung untuk mengambil air minum di luar kamar.

Beliau juga menjelaskan kenapa hal itu bisa terjadi. Menurut Beliau anak berumur 2 tahun memang tidak tahu halal haram, yang mereka tahu adalah habit atau kebiasaan yang sudah tertanam sejak kecil. Habit yang mengharuskan Alila untuk menyadari bahwa itulah pakaian yang harus dia pakai sewaktu keluar rumah. Bahwa itulah aurot yang harus ditutupi. 

Dan sebagi disclaimer, beliau tidak tahu akan jadi apa anaknya jika sudah dewasa kelak. Apakah dia akan tetap beristiqomah dengan memakai kerudung, atau akan melepasnya. Yang jelas adalah Beliau sudah berusaha membiasakannya sejak dini.

Dan menurut saya hal itu yang memang harus dilakukan oleh orang tua, benar kan? kewajiban orang tua bukan hanya memberi makan dan memberi naungan tempat tinggal. Bukan pula hanya memberi contoh, melainkan mengajari dan membiasakan sejak dini. Bukannya di marah - marahi jika suatu saat saat anak beranjak dewasa karena tidak becus melakukan sesuatu yang  bahkan oleh orang tuanya tidak pernah dibiasakan sejak kecil.

Dan di akhir pembahasan tentang pembentukan habit ini, beliau memberi nasehat pada ibu - ibu yang hadir di acara tersebut bahwa jika mereka belum biasa menggunakan kerudung maka yang harus dilakukan adalah langsung lakukan,  dan jika sudah melakukannya, terus di paksain, maka dalam waktu 1 bulan, habit berkerudung itu akan menjadi solid dan menjadi kebiasaan baru. 


Lanjutkan di link artikel di bawah ini....

Cara Menguasai Suatu Keahlian (rangkuman ceramah Ustadz Felix Siauw) Part 2

Ingat, berdakwah zaman modern itu mudah, kita tidak perlu pinter cukup dengan membagikan link Cara Menguasai Suatu Keahlian (rangkuman ceramah Ustadz Felix Siauw) part 1  di facebook, twitter atau platform yang lain, insya Allah kita semua akan mendapat pahala yang sama. Amin.

No comments:

Post a Comment

Artikel Pilihan

Inspirasi Membuat Blog dari Nol tanpa Pengetahuan tentang Internet

Anda ingin punya blog yang terkenal? punya adsense banyak? ingin cuma tidur-tiduran di rumah dan dapat penghasilan yang banyak? Tidak s...