Monday, February 27, 2017

Jangan Khawatir dan Iri Dengan Rezeki Orang Lain - Khalid Basalamah

Jangan pernah berpikir jika kita sering gagal, kita beropini bahwa kita tidak bisa melakukan apa - apa. Faktanya sebenarnya jika anda melihat secara seksama dan melihat keberlangsungan hidup kita dari saat kita mulai mengingat kenangan untuk pertama kali, maka kita akan mendapati bahwa sebenarnya hidup setiap manusia sama saja.

Monoton, itulah yang terlintas di pikiran saya sendiri.  Dari bangun, bersih - bersih, mandi dan bekerja atau mengenyam pendidikan. Setelah itu pulang dari rutinitas dan menyempatkan diri untuk ibadah. Kemudian tidur lagi jika mengantuk. Sedikit dari kita mungkin belajar untuk pelajaran esok dan malah mungkin tidak ada yang mendapat pembelajaran yang seharusnya dari orang tua. Entah itu belajar mengaji ataupun belajar sholat.

Mungkin kalian berpikir bahwa kekayaan dan kemiskinan itu adalah hasil dari kemalasan kita. Dan memang hal itu memang benar. Tapi anda salah tentang satu hal tentang cara seseorang mendapatkan rezeki dari Allah yang berkuasa akan segala hal di dunia ini. Karena jika seseorang sudah ditakdirkan untuk kaya, maka meskipun sangat sedikit sekali hal yang dilakukannya, meskipun dia tidak sekolah atau dikeluarkan dari sekolah.

  Video di youtube telah dihapus

"Karena rezeki kita sudah dicatat dan ditentukan.""Tidak mungkin juga rezeki kita diambil atau dicuri oleh orang lain, mustahil, gak mungkin.""Kalau dia lebih baik dari saya sudah begitu Allah kasih, gak boleh kita cemburu.""Kita boleh minta sama Allah dikasih lebih, boleh"


Begitulah menurut pengertian Ustad khalid dalam penggalan Ceramah ini. Tapi saya mau menggarisbawahi kata - kata diatas bahwa kita boleh meminta lebih kepada Allah. Disinilah peran penting doa, senjata pamungkas umat muslim yang membedakan kita dari orang kafir. 

jangan pernah kita pesimis atau bahkan menganggap Allah tidak sayang dengan kita hanya karena Allah menempatkan kita menjadi orang yang bodoh dan miskin. Karena Allah memang tidak akan menempatkan manusia dan memberinya cobaan diluar batas kemampuan kita. Kita harus sanggup memikul hal itu.

Tapi yang juga perlu digarisbawahi adalah  bahwa cobaan yang diberikan oleh Allah bukan cuma kemiskinan, karena kekayaan juga bisa berarti cobaan Allah. Jadi awas saja, karena bisa jadi rasa nyaman dan kekayayaan atau bahkan keterpurukan dan kemiskinan, keduanya bisa jadi cobaan dari Allah karena Allah sayang sama kita, atau juga bisa berarti adzab yang lama - lama akan menutup mata hati kita selama - lamanya.

Jangan berkata Alhamdulillah jika kalian mendapatkan kerja di bank konvensional yang masih memakai sistem riba dengan gaji sampai 10 juta perbulan. Hati -hatilah karena jika sampai meninggal kita tidak bertobat, bisa - bisa kita malah akan nyemplung ke neraka. Selalu harus diingat bahwa dosa harta 1 dirham riba sama dengan dosa berzina 36 kali dan pintu riba yang paling kecil sama dengan berzina dengan ibu sendiri.

Berzina saja sudah dosa besar, apalagi jika harus melakukannya sebanyak 36 kali?

Jika dimarahi dengan menggunakan lisan saja sudah bisa menyakiti hati dan membuatnya keras selama bertahun - tahun, apalagi jika kita harus merasakan disiksa di neraka. Jika satu hari di neraka sama dengan seribu tahun, itu berarti kita sudah hidup 10 kali di dunia ini jika kita selalu hidup selama seratus tahun.

menurut saya, 23 tahun sudah merupakan waktu yang sangat lama, bagaimana anda bisa tahan dengan disiksa selama seribu tahun ukuran dunia? itu hanya satu hari, tapi kita tidak tahu berapa tahun kita akan mendapat siksaan neraka jika kita tidak kunjung bertobat. Sungguh hal ini akan sangat membuat sengsara diri kita di akherat kelak.


Kembali kepada bahasan. Menurut Ustad Khalid Basalamah sendiri, ada beberapa hadist dari nabi yang menunjukkan bahwa rezeki kita telah ditetapkan dan dicatat oleh Allah, antara lain sebagai berikut:


"tidak ada satu jiwapun yang meninggal dunia kecuali pasti akan disempurnakan rezeki yang telah Allah catatkan untuknya"

"Kalau seandainya seseorang lari dari rezekinya, sebagaimana dia lari dari kematian, maka rezekinya akan mengejar dia sebagaimana mati mengejar dia"

Beliau juga menjelaskan bahwa rezeki ibarat sebuah pohon. ada buah dari pohon yang berjatuhan dan bergeletakan, ada buah yang bergantungan. Udara yang dihirup, cahaya, air yang kita minum, warisan termasuk rezeki yang bergelatakan dan meskipun kita tidak berusaha pun kita akan dapat sendiri. Sedangkan buah di pohon yang bergelantungan yang mengharuskan kita untuk memiliki tangga untuk menjemputnya, Hal ini disebut ikhtiar dan baik orang kafir ataupun orang muslim akan dapat mengusahakannya.

Ikhtiar ini bisa berupa dengan kuliah untuk mendapatkan gaji yang lebih besar, membuka toko, bekerja ekstra dan lain sebagainya. Perbedaan mendasar antara kita orang beriman dan mereka yang kafir hanyalah bahwa orang beriman hanya boleh mengambil buah yang bagus dan berkualitas saja. Maksud dari "bagus" dan "berkualitas" disini rejeki yang halal. Sedangkan orang kafir main cabut saja buah yang bergelantungan di atas pohon, karena mereka tidak tahu mana halal dan mana yang haram.

jadi jika kita melihat ada tetangga yang beli mobil, jangan pernah merasa dirugikan. Iri, dengki, sakit hati, semua hal itu harus dibuang, karena memang mobil itu adalah rezeki milik orang itu, bukan milik kita.

Beliau menegaskan bahwa bila suatu barang atau suatu hal memang bukan merupakan rezekinya, maka dia tidak akan pernah mendapatkannya. Beberapa contoh yang beliau sampaikan adalah semisal kita ingin membeli makan untuk kita makan esok harinya. Kemudian kita taruh makanan itu di kulkas. Kemudian saat pagi hari menjelang, makanan itu tidak ada, mungkin di makan suami atau istrinya, mungkin mertuanya, anaknya atau bahkan pembantunya. Jadi jika kita mencoba menilai kita akan mendapatkan jawaban bahwa itu bukan rezeki kita.

Beliau juga pernah di surabaya setelah ceramah tablig akbar kemudian beliau membeli makanan khas surabaya. Kemudian di saat beliau duduk di bandara untuk menunggu jadwal penerbangan, beliau membuka laptop untuk mengetik ceramah agama sambil memakan beberapa biji dari makanan yang dibawanya. Tak terasa kemudian waktu penerbangan telah tiba dan kemudian beliau bergegas masuk pesawat. Ternyata beliau lupa membawa makanan khas kota surabaya tadi dan baru ingat setelah sampai di jakarta. Tapi karena sudah tahu ilmunya, beliau tetap tenang saja, karena tahu dengan itu bukan rezeki milik dia.

Apalagi bagi para blogger yang galalu masalah adsense, tenang dan jangan gusar. Nanti pasti ada waktunya. Permasalahan yang ada adalah kita selalu menargetkan ingin seperti mereka yang bisa dapat uang cepat. Padahal rezeki orang kan beda - beda. Mungkin ada yang satu bulan udah diterima adsense, mungkin ada yang 2 tahun, dan mungkin juga ada yang sampai menyerah. Padahal kita tidak tahu, bahwa mungkin Allah saat itu sedang membuat si admin adsense lagi ngantuk dan salah klik "yes" ke website kita tanpa kita sadari. Ingat, tetap positif saja. :D

No comments:

Post a Comment

Artikel Pilihan

Inspirasi Membuat Blog dari Nol tanpa Pengetahuan tentang Internet

Anda ingin punya blog yang terkenal? punya adsense banyak? ingin cuma tidur-tiduran di rumah dan dapat penghasilan yang banyak? Tidak s...