Saturday, February 25, 2017

Perasaan Saat Mencicipi Kerja di Bank Riba

Banyak yang berpikir jika seorang muslim ditimpa musibah, berarti dia sedang mendapat teguran dari Allah, padahal tidak semuanya begitu. Kadang kala kita lupa untuk berpikir dan melihat hal yang benar dan salah di mata Allah, hanya karena masalah takut besok tidak bisa makan karena memaksakan pekerjaan yang sebetulnya haram disisinya.

Kaya bukan berarti mendapat rahmat dari Allah. Karena tidak semua orang kaya adalah rahmat dari Allah. Karena bisa jadi kekayaan yang kita miliki adalah sebuah adzab yang ditimpakan oleh Allah karena kita tidak mau berpikir soal amal kebaikan dan berlomba - lomba mencari jalan pintas agar bisa setidaknya terhindar masuk ke dalam api neraka.

Contoh sederhananya adalah orang - orang yang menggambar makhluk hidup, baik yang bekerja maupun yang memiliki hobi, ataupun orang - orang yang masuk dan bekerja di instansi ribawi, bekerja di bank konvensional, meminjam uang di sana, menabung di sana, adminnya, jajaran direksinya, satpamnya hanya karena ada yang mengatakan boleh.

Artinya: “Riba itu ada tujuh puluh tiga pintu dan yang paling ringan adalah seperti seorang laki-laki yang menikahi ibu kandungnya sendiri“. (HR. Ibnu Majah)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang memakan riba, memberi makan riba (orang yang memberi riba kepada pihak yang mengambil riba), juru tulisnya, dan dua saksinya. Beliau mengatakan: ‘Mereka itu sama’.” [HR. Muslim]


Dari dua Hadist diatas terlihat bahwa riba itu memiliki dosa yang tidak ringan. Coba lihat di hadist pertama, betapa bejatnya seseorang yang menikahi/ berzina dengan ibu sendiri. Kita tahu bahwa ibu adalah mahram kita, dan kita tahu bahwa dosa berzina itu adalah dosa yang sangat berat, bahkan ada hadist yang mengatakan bahwa dosa orang yang tertangkap sedang berzina, maka ia akan dihukum dengan cara di rajam sampai mati. Tidak perlu menjadi ahli tafsir untuk tahu bahwa berzina adalah haram, dan tidak ada ulama yang memperbolehkan kita berzina atau berhubungan intim kepada selain istri dan budak kita.

Kebanyakan orang jika mendengar seseorang yang keluar dari bank pasti dikatakan "goblok". Saya tahu alasan jelasnya, karena kerja di bank itu enak, tidak berkeringat, pakaian rapi dan dengan gaji dan  bonus yang tinggi. Selalu saja mereka yang pro dengan bank riba ini, baik BRI, Mandiri, BCA, dan instansi lainnya tidak melihat lebih jauh dosa yang akan di terima. Padahal kita tidak tahu apakah ibadah - ibadah yang kita kerjakan ini, baik sholat, zakat, puasa dan sedekah, semuanya akan diterima oleh Allah ataukah akan tertolak.

Satu dirham riba yang dimakan oleh seorang laki-laki, sementara ia tahu, lebih berat (dosanya) daripada berzina dengan 36 pelacur (HR Ahmad dan ath-Thabrani)

Kenapa takut susah dan tidak punya pekerjaan jika keluar dari riba? kenapa anda harus mematok bahwa ukuran mendapat pekerjaan yang baik minimal harus di gaji UMR/UMK?

Alhamdulillah saya bisa keluar dari riba, bertepatan setelah saya masuk ke instasi ribawi sesaat setelah masuk ke lembaga tersebut. Baru saja beberapa hari, saya merasa tidak betah dan beruntungnya saat itu saya memiliki kuota internet yang selalu saya pakai untuk main game online di HP(maen game juga tidak bermanfaat, tapi tidak akan saya bahas disini).

hal itu bermula dari saat saya kerja di pabrik sebagai karyawan outsourcing yang sebenarnya gajinya itu sudah bagus sekali di mata kebanyakan orang, dapet gaji UMR. Masalahnya adalah saat saat masuk di pabrik tersebut, saya dimasukkan di tempat dimana seharusnya orang seperti saya yang memakai kacamata tidak diperbolehkan untuk bekerja di sana. Alasannya sederhana, karena saya harus sering memanjat dan keluar masuk mesin pendingin yang membuat kacamata saya mengembun hingga tidak bisa melihat. Tapi karena saat saya masuk mendapat pertolongan ayah saya yang kerja di tempat tersebut yang berteman baik dengan manager pada saat itu, akhirnya saya masih bisa masuk sampai - sampai tidak ada orang yang berani memindahkan saya meskipun ayah saya meminta kepada teman baiknya yang bertanggungjawab di bagian tersebut dikarenakan yang menempatkan saya di tempat tersebut adalah manager sendiri.

Memang sungguh Allah maha pengasih dan penyayang. Saya diberi Allah sebuah fitrah, kelebihan untuk kritis terhadap sesuatu meskipun saya tidak memiliki ilmu yang cukup. Saya bisa rasakan bahwa saya tidak suka berbohong, bahkan selalu ada hal yang mengganjal di hati jika saya melakukannya baik secara langsung maupun tidak langsung karena alasan tidak berani berkomentar karena takut dibenci dan malu mengungkapkan pendapat. Padahal sholat saya sering bolong - bolong, cuma asal sholat, sering bermaksiat, pecandu game dan pecandu hal - hal yang buruk lainnya.

Ringkas cerita pada saat bekerja di tempat tersebut ada dua hal yang membuat saya akhirnya pindah bekerja ke bank. Yang pertama adalah karena orang - orang di tempat saya bekerja bekerja sama dalam hal keburukan. Jam istirahat yang seharusnya satu jam, mereka buat menjadi 2 jam. Padahal saat ada atasan dari direksi yang berparas china yang datang, apalagi jika ada kerusakan di mesin tempat kami bekerja, mereka berusaha terlihat rajin, tekun dan tepat waktu, namun tetap saja istirahat yang benar hanyalah satu jam.

Saat pertama kali bekerja di sana, saya memahami satu hal yang menurut saya baik, bahwa mereka membuat istirahat yang seharusnya satu jam menjadi dua jam di malam hari sebagai bagian dari langkah pencegahan agar operator mesin tidak ketiduran di saat jam jaga. Karena dibutuhkan kewaspadaan yang tinggi saat mesin beroperasi dan operator yang ada hanya bekerja sendiri di tempat yang sepi dan dingin. Tapi yang jelas saya malah menemukan bahwa hal tersebut ditemukan juga di siang hari dan sore hari. Ringkasnya hal ini menjadi kebiasaan yang mengakar.

Pada saat pertama kali bekerja, saya berusaha tetap pada prinsip saya,  bahwa istirahat di waktu kerja hanya satu jam. Tapi karena hati saya yang lemah, akhirnya saya lama - kelamaan jadi ikut - ikutan karena saya sendiri lelah harus bekerja tepat waktu, sedangkan setiap orang yang saya kenal tidak bekerja demikian.

Saya jadi ingat ada sebuah hadist yang sering saya dengar tentang pergaualan dan pertemanan,
"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dengan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetapa mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapat bau asap yang tidak sedap."(HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Yang saya tangkap dari hadist diatas adalah jika kita berteman dengan orang yang buruk, suka bermaksiat, lama - kelamaan kita akan menjadi seperti mereka. Apalagi jika kita tidak punya ilmu, suka ikut - ikutan dan mempunyai hati yang lemah, Itu juga yang saya alami pada saat saya masih SMP, kenal hal - hal buruk, dari film vulgar, pornografi, malas belajar dan kecanduan playstation. Saya sebenarnya tidak pernah tahu itu semua, kecuali playstation yang mungkin hanya sekali dua kali main dalam waktu setahun. Teman - teman sayalah yang mengajak dan memberi tahu.

Untung saja saya tidak kecanduan rokok. Dulu saya pernah mencicipi rokok karena disuruh oleh orang tua yang menjadi tetangga saya dulu. bagusnya, pada saat mencicipi rokok tersebut, ada ayaha saya yang lewat, akhirnya saya diseret dirumah dan dihajar habis - habisan, Alhamdulillah.

Sampai sekarang pun saat saya ditawari rokok dan mencoba menghisapnya, tidak ada hal yang dapat membuat saya menyukainya. Baunya juga tidak enak dan menyengat, kenapa juga saya harus merokok.

Sungguh jika saya tidak mengenal itu semua, saya berpendapat mungkin nilai - nilai saya di sekolah tidak akan hancur. Tapi itu semua sudah takdir dan alhamdulillah saya akhirnya tahu mana hal yang baik dan mana yang buruk meskipun saya belum bisa melakukan seratus persen.

Kembali ke topik utama, hal kedua yang membuat saya keluar dari pekerjaan saya adalah karena pernah pada suatu waktu saat mesin produksi macet, saya harus naik ke atas untuk memperbaiki kerusakan itu. Bersama rekan saya di sisi satunya, kita berusaha memperbaiki permasalahan yang ada di tempat tersebut. Tapi, kemudian rekan memberikan sebuah alat, melemparkannya ke atas tray tempat makanan di tengah mesin tersebut, dia bermaksud memberikan alat tersebut kepada saya untuk memperbaiki sisi satunya di tempat saya berdiri.

Berada sekitar 5 meter di atas tanah, saya mencoba meraba letak dimana alat tersebut di lemparkan. Saya merasa aneh, mengapa kabut di atas tempat pendingin ini begitu tebal, karena jika anda tahu bahwa tempat kerja saya berada di ruangan pendingin tertutup dan pendinginnya sedang mati. Dan sifat udara panas yang mengarah ke atas membuat tempat saya berdiri di ketinggian tersebut berkabut karena uap air. Kemudian teman saya menegur saya dalam bahasa jawa,"gus, kamu tidak kelihatan ?", sontak saya menjadi bingung karena saya hanya melihat warna putih, kemudian saya mencoba menggosok kacamata saya.

Akhirnya saya sadar bahwa itu adalah embun yang menempel di kaca mata saya sendiri. Tapi yang bikin runyam adalah semakin saya gosok, kacamata  saya semakin kotor. Saya baru sadar bahwa itu karena tempat yang basa bercampur dengan kotoran - kotoran di tempat itu. Yang membuat takut adalah, saya bekerja tanpa alat pengamanan, bergelantung dengan dua tangan dan kaki dan harus berpegang erat di tiang, di tempat yang licin dengan masalah kacamata membuat saya susah payah menyelesaikan pekerjaan itu.

Singkat cerita, setelah susah payah menyelesaikan pekerjaan dan pulang kerumah. Selama beberapa hari atau mungkin beberapa minggu, saya terus berpikir, jikalau saya sudah dilepas seratus persen dan tidak sedang di training, bagaimana saya harus menyelesaikan pekerjaan saya, dan bagaimana pula saya menghadapi "istirahat 2 jam" ini? Kadang saya harus menginjak bahan - bahan makanan yang dibekukan itu, kadang juga tertimpa dengan oli dan kotoran - kotoran lain.

Berbeda dengan gudang tempat ayah saya jadi supervisor yang diharuskan orang - orangnya harus disiplin dan bermental baja dan berotot kawat. Dan tidak ada namanya istirahat ilegal selama 2 jam, karena saya sendiri sudah bertanya pada ayah saya yang jadi supervisor di tempat tersebut. lain halnya di gudang tempat saya bekerja yang orang - orangnya bekerjasama dalam hal yang menurut saya buruk.

Rupanya tawaran kerja dari budhe saya dari salah seorang koneksinya tiba - tiba muncul untuk bekerja di Bank yang akhirnya saya terima. Memang lucu bagaimana saya bisa diterima bekerja di bank tersebut, padahal saya sendiri cuma lulusan SMK, sedangkan saya mendengar cerita dari budhe saya beberapa bulan saat saya keluar, bahwa semua orang yang tes wawancara, tes IQ dan tes tulis bersamaan dengan saya adalah lulusan S1. Mungkin itu yang disebut kekuatan koneksi.

Nama lembaganya adalah PNM Ulamm, dan setelah beberapa persetujuan seperti jika saya harus menyerahkan ijazah asli saya sebagai jaminan dan menandatangi perjanjian bilaman saya keluar sebelum satu tahun bekerja, akhirnya saya terima dengan senang hati. Harapannya adalah agar segera mendapat jodoh karena yang saya tahu saat itu, wanita hanya tertarik pada orang dengan pekerjaan yang menurut mereka bisa menjamin masa depan.

Akhirnya saya pun bekerja di bank tersebut, saya sendiri awalnya masih tidak tahu dan awam mengenai bank bunga dan keharamannya. Namun kemudian, karena tekanan pekerjaan yang berat dan mental saya yang waktu itu masih rapuh, membuat saya selalu saja ingin cepat pulang. Apalagi pekerjaan ini membuat saya harus selalu bertatap muka dan menagih nasabah lewat telfon, padahal saya sendiri mempunyai demam panggung akut. Ditambah jam kerja yang sangat panjang, dari jam 8 pagi sampai selesai (kadang jam 7 malam sampai jam 8 malam).

Kemudian di dalam kos - kosan, setelah beberapa hari di selah kecanduan game saya, setelah saya membuka game Clash of Clans, saya akhirnya tanpa sadar mencari tahu tentang hukum bekerja di bank. Maklum, sebelum mencari tahu tentang hukum bekerja di bank riba, yang saya tahu jika saya bekerja di debit, maka  gajinya halal, jika saya bekerja di kredit maka haram.


Kemudian pada saat browsing di google, saya mengetahui hal pahit, ternyata kerja di bank riba haram. Saya mencoba mencari pembenaran, memang ada beberapa sumber yang saya dapat mengatakan bahwa kerja di bank boleh.

Saya cari lagi dan lagi, yang sering saya temukan adalah hadist tentang riba yang intinya mengatakan yang nyatet dapat dosanya juga. Dalam hati saya cuma bisa bilang, "saya kan kerjanya juga nyatet, sebagai admin?". Saya terus mencari pembenaran, namun tidak ada yang membuat saya puas, bahkan orang tua saya tetep ngotot minta saya kerja di lembaga itu selama setahun baru kemudian mengundurkan diri.

ini baru seminggu kerja, badan jadi loyo, gak semangat, bingung mau nerusin, takut dosa. Akhirnya kondisi tubuh menurun dan saya tidak kerja selama beberapa hari sampai - sampai manager di tempat saya bekerja mendatangi rumah saya yang sangat jauh (+- 25 km) karena saya pulang kerumah orang tua dan tidak kerasan di tempat kerja.

Setelah itu saya kembali bekerja dengan perasaan was - was, baru juga 2 minggu kerja. Namun pada suatu waktu saya iseng melihat total tagihan yang harus dibayarkan nasabah yang akan membayar, padahal sebelumnya saya cuma melihat total tagihan di dampingi dengan karyawan yang sedang men-training saya.

Saya heran bukan kepalang, karena saya mendapati bahwa dari total hutang 80 juta yang diambil, nasabah ini punya total tagihan yang harus di bayarkan hampir 110 juta. Dalam hati saya jadi kaget dan merasa iba, "kenapa bunganya hampir 30 juta?" saya lihat di monitor banyak angka yang menunjukkan presentase dan bunga, saya berkeyakinan seratus persen bahwa ini riba.

Ada juga pada suatu waktu saya mendengar percakapan wakil manager dengan seorang calon nasabah yang ingin meminjam uang. Yang saya ingat, ada satu percakapan yang mereka yang mengatakan bahwa nasabah ini mendapatkan uang sebanyak sekian(misal 20 juta) tapi pada saat itu juga nasabah tersebut harus membayar cicilan pertama(jadi yang diterima tidak sampai 20 juta). (mungkin in benar atau juga salah, saya sudah agak lupa, karena kejadian sudah 2.5 tahun yang lalu).

Hal ini sangat tidak masuk akal, hutang tapi dipotong, bunganya gak masuk akal. Dan akhirnya saya memutuskan untuk berhenti meskipun banyak yang tidak terima. Bahkan ada seseorang dari keluarga besar dari silsilah buyut ibu saya yang tidak terima dengan keputusan saya, dan bahkan istrinya berkata bahwa bank syariah sama saya dengan bank konvensional. Mungkin karena kesuksesan dan kelebihan harta mereka dikarenakan mereka kerja di bank, tapi saya sudah punya pendirian sendiri.

Setelah itu saya menganggur selama beberapa bulan, dan akhirnya bekerja di tempat budhe saya yang lain dari silsilah buyut-nya ibu yang punya perusahaan sekelas CV di bedang percetakan sebagai kuli serabutan yang kadang angkat - angkat di truk(padahal sebelum kerja di pabrik sebagai operator, saya jadi graphic designer hampir dua tahun) dan meskipun gaji yang saya terima dibawah UMR sekitar 1.2 juta saat UMR 2.2 jt dan sekarang naik menjadi 2 juta saat UMR lebih 3.2 juta , saya sangat bersyukur bisa sadar dan keluar dari dosa riba sebelum sempat menikmati gaji pertama, karena gaji yang saya terima saya peruntukkan untuk menebus ijazah saya yang ditahan oleh pihak bank.

Baru - baru saya dipindahkan dari kuli serabutan jadi operator mesin cetak dan pengganti admin di bidang digital printing. Si Bos sedang merintis usaha baru karena surutnya dan sulitnya mendapatkan untung dari usaha percetakan offset dan alat peraga sekolah yang dulu. Namun pada saat bersamaan saya mengetahui bahwa ada hukum yang tidak membolehkan kita untuk hukum memakai barang bajakan, atau bahkan tolong menolong dalam kemaksiatan.

Tentu sudah jadi hal umum bahwa orang indonesia hampir semua memakai barang bajakan dan orang - orang yang mencetak baner di tempat saya hampir bisa dipastikan memakai barang bajakan dan bahkan tempat kerja saya juga melakukan hal serupa. Jika semisal kita mencetak sebuah baner yang di dalamnya ada gambar seorang wanita yang aurotnya terbuka atau banner yang diperuntukkan untuk warung yang menjual minum - minuman keras, bagaimanakah hukumnya? bagaimana hukum semua ini?

Sungguh saya menoba berusaha dan berhati - hati, tapi kemudian saya dihadapkan dengan ayah saya yang tidak mau tahu dan tetap berhutang di bank puluhan juta untuk memperbaiki rumah. Disatu sisi saya ingin pindah, tapi saya juga tidak tahu apakah pekerjaan saya saat ini halal atau kah tidak? dilain sisi saya tidak tahu hukumnya. Yang saya tahu saya sudah berusaha untuk menjauhi barang - barang bajakan ini dengan menginstall linux di komputer saya sendiri. Cek di sini untuk tanggapan saya mengenai barang bajakan. Jangan Gunakan Barang Bajakan Untuk Kehidupan Akheratmu

Memang beragama di akhir zaman itu sulit. Tapi jangan mau menukarkan akherat yang dengan harta dunia yang sesaat. semoga kita semua mendapat pekerjaan yang halal. Jangan lupa Doakan saya mendapat pekerjaan yang seratus persen halal dan segera berjodoh dengan wanita solehah. Amin ya Allah.

sumber hadist:
http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/muamalah/580-ancaman-bagi-pelaku-riba
https://hizbut-tahrir.or.id/2007/07/02/bersarnya-dosa-riba/
http://www.catatanmuslimah.com/2015/12/13-hadits-tentang-riba-dan.html
http://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html

No comments:

Post a Comment

Artikel Pilihan

Inspirasi Membuat Blog dari Nol tanpa Pengetahuan tentang Internet

Anda ingin punya blog yang terkenal? punya adsense banyak? ingin cuma tidur-tiduran di rumah dan dapat penghasilan yang banyak? Tidak s...