Tuesday, November 29, 2016

Orang Malas Dinetralkan Oleh Alam

Saat seseorang bertanya padamu soal bagaimana kamu bisa melakukan sesuatu yang menurut mereka mustahil, sebenarnya mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan. Itu semua hanyalah masalah dari dalam diri kita masing - masing soal apakah kita berani untuk berkata "Ya" dan mencoba, atau berkata "Tidak" dan mundur. Jawaban yang pasti hanya dua hal tersebut.

Namun seringkali masalah muncul saat kita tidak mau untuk memilih dua jalan yang ada dan memilih untuk mengambil keputusan yang lain, bukan "ya" atau "tidak". Saat kita ingin berkata "Tidak", maka yang ada adalah kita tidak mau melepaskannya. Sedangkan saat kita mengatakan "Ya", sebenarnya kita merasa tidak mampu untuk melakukannya. Disinilah kebimbangan atau dalam bahasa anak zaman sekarang lebih di kenal dengan sebutan "galau".

Tidak banyak orang yang mau untuk mengatakan bahwa dirinya sebenarnya "takut melangkah" dan "tidak ingin berkorban". Sebenarnya hanya dua hal tersebut yang membuat kita jauh dari segala bentuk kesempatan emas yang telah kita lewati dan kita sia - siakan. Takut karena "mungkin" jalan yang kita tempuh lebih buruk dan lebih berat dari pemahaman kita sendiri. Takut karena banyaknya saingan dan takut karena merasa diri tidak mampu dalam melakukan semua pekerjaan sesuai target, baik itu karena alasan kesehatan, ekonomi, dan fasilitas yang terbatas.

Tidak banyak juga orang yang tahu tentang pengorbanan dan arti di baliknya. Jika kita melihat hidup ini adalah jalinan yang seimbang antara positif dan negatif, maka kita berada pada angka Nol yang bersifat netral. Seimbang karena saat kita berusaha hidup dalam posisi "ingin enaknya saja" dan "tidak mau bekerja keras" yang mana bersifat negatif, maka alam dan dan seisinya akan menetralkan hal tersebut secara paksa.

Terus, bagaimana alam ini melakukannya?

Kita berbuat buruk, bermalas - malasan dan melakukan hal negatif lainnya, maka orang - orang di sekitar kita juga akan bersifat negatif pada diri kita. Kalian bisa berpendapat bahwa reputasi kalian di masyarakat akan hancur dari perbuatan buruk itu sendiri dan orang - orang yang terkena pengaruh secara langsung dari balik perilaku kalian.

Ini adalah hal yang sangat mudah untuk dimengerti dan dipahami. saking mudahnya untuk dipahami, sampai - sampai kita bisa lupa dan menganggap hal itu hanya bualan belaka. Hingga ada ungkapan yang menyatakan "Muda foya - foya, tua kaya raya, mati masuk surga".

Hidup itu sulit, bukan karena hidupnya yang sulit, tapi pola pikir kita yang membuatnya sulit. Disini saya bukan mau membual, tapi ini adalah kenyataan yang terjadi pada diri saya sendiri. Saya pemalas dan tidak suka belajar dan pada saat saya ingin mengobah pola pikir saya menjadi 180 derajat kearah sebaliknya, yang ada adalah saya malah melantur ke kanan dan ke kiri, mengerjakan "hal lain" selain apa yang seharusnya saya lakukan. Butuh beberapa bulan untuk lepas dari hal ini dan bukan berarti saat kita lepas, maka hidup kita akan mudah. Pola pikir yang lama bisa saja kembali seketika jika tidak waspada. Dan akan sulit untuk di hilangkan jika kembali tanpa kita sadari.

 Saat kita melakukan hal negatif, yang berarti ingin bersenang - senang tanpa bekerja dengan serius dan keras, maka  alam dan seisinya akan mencoba untuk menetralkannya. Jika kalian tidak setuju dengan sedikit uraian di atas tentang cara pandang orang lain, saya punya satu hal lagi yang tidak akan bisa kalian tampik lagi.

Apakah itu?

Jawabannya adalah Skill.

Tidak perlu susah - susah untuk membedakan pemuda yang masih SMA yang serius dengan yang tidak, lihat saja rapornya. Tidak perlu susah - susah  membedakan antara orang yang terampil dan yang tidak, cukup lihat saja hasil kerjanya. Ketika kita tidak benar - benar belajar di masa lalu, maka hari ini kita akan terkena imbasnya. Alam berusaha menetralkan kita. Kita tidak mungkin bisa bekerja jadi seorang sopir jika kita tidak pernah belajar untuk menyetir mobil. Kita tidak akan bisa menjadi seorang pemahat batu dan menggambar ulang bentuk tubuh manusia di atasnya tanpa sekalipun berkontribusi dengan latihan setiap harinya dan bermalas - malasan. Seperti itulah dunia kita.

Jangan pernah berharap menjadi manager di perusahaan jika kuliah dengan serius dan menargetkan untuk mendapatkan beasiswa saja tidak mau dan tidak ingin belajar berbisnis. Jangan harap tulisan kalian akan seindah dan sebagus novelis di dunia jika kalian tidak pernah berlatih menulis dan memperbanyak buku bacaan dan tata bahasa kalian dari dulu. Itu semua tidak bisa dibangun dalam semalam. Mau tidak mau, kita harus kerja, yang berarti berusaha dan terus mencoba.

Jika kalian merasa pernah menemukan orang yang telah berusaha dan hidupnya hancur, coba tanyakan pada mereka, kenapa mereka berhenti berusaha?

Tidak boleh ada kata gagal, karena kita masih bernafas dan hidup. Orang lain boleh saja mencaci kita karena kegagalan - kegagalan kita. Tapi mereka bukan peramal, mereka tidak tahu tentang masa depan. Ini adalah hal paling berharga yang pernah terpikirkan oleh saya. Bahwa hidup itu seimbang. Coba pikirkan ini dalam - dalam. Jika sewaktu kita muda kita tidak pernah bekerja keras (tidak perrnah melakukan hal positif), maka hidup kita selanjutnya di tahun - tahun berikutnya yang akan membuat kita bekerja keras secara paksa. Mencari kerja jadi susah, kerjanya susah, pendapatan kecil. Siapa yang akan anda salahkan? Salahkan diri anda sendiri.!!!!


Tapi ada hal baik disini, jika  kalian sudah ada di taraf "susah" maka hal yang harus anda lakukan adalah menimba hal - hal positif yang dulu kalian sepelekan. Belajar dan mencoba untuk bekerja keras. Dengan begitu, maka alam akan mencoba menetralkan kita dan menempatkan kita di posisi seharusnya suatu hari nanti untuk menjadi lebih tinggi beberapa derajat ekonominya dan punya pola pikir pekerja keras.

Saya kira hanya ini yang dapat saya sampaikan. Tapi nampaknya ada banyak hal yang ingin saya gali dari tulisan ini di tulisan - tulisan sya berikutnya. Jangan lupa kunjungi lagi blog ini ya...

Saturday, November 26, 2016

Pentingnya mencatat pada saat belajar

Ada satu hal yang mungkin sebagian besar dari kita yang pernah bersekolah atau sekarang sedang mengenyam pendidikan. Seperti judul yang sudah terpampang di atas, masalah mencatat. Sebagian besar dari kita mungkin belajar dengan cara konvensional. Kita sebut saja "Mediocre" atau kita sebut sebagai manusia "sedang - sedang saja".

Mediocre itu bukan orang malas, mereka membaca pelajaran yang telah mereka pelajari di sekolah. Rentangnya juga cukup lebar dari yang sangat pintar atau bisa dikatakan jenius ataupun yang pemalas yang sebenarnya "gak malas - malas amat" karena biasanya mereka membaca buku di malam hari sebelum ulangan dimulai dan mungkin membacanya lagi sesaat sebelum ulangan dimulai. Setidaknya mereka (termasuk saya) punya sedikit "tanggung jawab" bahwa belajar memang perlu. Masalahnya adalah orang seperti kita cenderung menjadi pemalas.

Mereka pintar, mereka tahu dan punya "tanggung jawab" dengan apa yang dikerjakannya. Satu - satunya masalah yang mungkin belum mereka sadari adalah mereka terlalu banyak membuang waktu untuk membaca buku mereka.

Saya sendiri pernah merasakan harus membaca seluruh bab di malam hari  yang materinya akan dipakai ulangan besok harinya, sedangkan saya sendiri belum pernah mencatat materi tersebut dan hanya membacanya jika ingin saja (yang mana mungkin hanya sebulan sekali seingat saya sendiri). Dan pada saat membaca sesaat sebelum ulangan dimulai, rasanya kepala sudah tidak mampu menampung semua informasi yang ada. Kata - kata penting, istilah, dan nama - nama yang sangat aneh yang saya coba baca berkali - kali tersebut tidak membekas sedikitpun di ingatan. Namun pada akhirnya saya mendapat nilai yang cukup bagus, 70 poin.

Hari ini saya melakukannya lagi, di saat saya belajar bahasa pemrograman, saya merasa terlalu banyak kosakata yang digunakan dan penggunaan yang terlampau kompleks untuk kepala saya. Padahal saya hanya baru belajar dasar dari pemrograman web, yaitu HTML dan CSS.

Saya baca materi berulang - ulang, saya lihat cara menggunakannya di dalam tutorial yang saya cari di web. Dan coba tebak apa yang saya temukan, "Semua materi  tidak pernah nyambung". Dan meskipun saya sedikit tahu tentang beberapa skrip yang saya gunakan, saya tidak pernah tahu bagaimana harus menggunakan dan mengimplementasikannya di proyek kecil saya.

jadi selama berminggu - minggu saya terjebak di tempat yang sama, mengulang dan membaca lagi semua pelajaran yang ada, menonton video yang sama dan pada akhirnya, semua informasi itu terlupakan karena banyaknya hal yang harus dipelajari.

Pada akhirnya saya menyadarai bahwa kami "Mediocre" kurang satu hal penting yang membuat kami gagal untuk move on dari materi yang pernah kami pelajari dan mungkin lupa dan merasa terlalu banyak yang harus dipelajari karena harus mengulang untuk membaca semuanya dari awal. Kalian tahu apa itu dengan pasti, yaitu mencatat dan merangkum.

Kita coba lihat beberapa keuntungan yang bisa kita peroleh dengan mencatat:

Pertama, kita jadi tidak perlu susah - susah membuka buku yang sama dan tetap mendapat inti dan hal penting yang kita pelajari tanpa terlalu banyak basa - basi seperti buku awal yang kita baca. Sebelum kamu mencatat, kita harus membaca setidaknya 20 sampa 40 halaman dalam satu bab. Setelah mencatat dan mengerti poin - poinnya, kita hanya perlu melihat hal - hal penting dan poin - poin yang menurut kita penting saja. mungkin sebuah kalimat, selembar atau dua lembar catatan saja.

Kedua, kita tidak akan pusing jika harus dan ingin mencari informasi yang sudah kita lupakan. Kita hanya perlu melihat catatan kita masing - masing. Hal - hal yang mungkin tidak diketahui oleh kebanyakan orang adalah bahwa catatan singkat tersebut bisa menjadi pemicu bagi kita untuk mengingat hal - hal lain yang pernah kita baca. bersifat sebagai kata kunci yang akan mengakses semua informasi yan berkaitan dengan hal tersebut.

Sebuah contoh mungkin lebih bisa membantu. Bayangkan kata - kata "Super Hero Marvel", maka dari kata kunci tersebut, dalam beberapa saat kita akan memicu ingatan kita yang lain yang berhubungan dengan kata - kata tersebut. Dari ingatan tentang film Avenger, Captain America, Hulk, Ant Man, Thor. Bukan hanya itu, bagi mereka yang telah melihat film Box Officenya, pasti kalian akan mengingat setiap adegan penting dan alur cerita masing - masing karakter seketika itu juga.

Dua hal di atas sangat berpengaruh secara langsung bagi pembelajaran kita. Saya sendiri masih memperoleh keuntungan dengan tidak perlu membuka materi lagi karena lupa fungsi dari beberapa kata/skrip yang saya pelajari. Coba tengok gambar di bawah ini.



contoh cara mengaplikasikan catatan versi penulis

Tanda di antara "/*" dan "*/" adalah catatan yang saya buat. Dari pengingat seperti /*utek - utek lagi*/ dan penjelasan singkat. Mungkin ini terlihat tidak profesional dan keren, tapi siapa butuh itu semua.

Inti dari mencatat adalah untuk memudahkan tugas kita masing - masing. Jika saya masih punya kesempatan untuk bersekolah lagi, hal itulah yang akan saya lakukan. Tapi meskipun dengan hobi saya yang sederhana sekarang ini seperti bermain html dan css ini, saya masih bisa mengaplikasikannya dengan cara saya.

catatan versi penulis

catatan penulis dengan aplikasi Google Keep

Kita bisa membuat catatan versi kita sendiri. Tidak perlu harus rapi dan terstruktur dengan baik (meskipun itu adalah cara yang sebenarnya bagus). Pakailah cara kalian masing - masing.  Bahkan sebenarnya menulis seperti yang saya lakukan kali ini juga termasuk dalam kategori "mencatat".  Atau bahkan menggunakan aplikasi "Google Keep" yang saya gunakan di di sini

Mencatat informasi membantu kita mengkristalisasi ilmu yang kita dapatkan agar dapat dipanggil sewaktu - waktu saat hal tersebut dibutuhkan, khususnya pada saat ulangan.

Jadi, kenapa harus pusing mencari tahu caranya mencatat informasi pernting. yang harus kalian lakukan adalah mencoba, karena masalah kesempurnaan dan "mencari cara yang benar" bisa kita dapatkan nanti, ketika kita membuat kesalahan dan memperbaikinya menjadi lebih baik.


Monday, November 21, 2016

Sebarapa Jauh Kita Harus Melangkah Menjemput Kesuksesan

Mereka selalu bicara tentang mimpi. DImana ada di saat orang sukses akan menasehati orang yang belum sukses untuk bekerja keras. Tapi Seberapa keraskah kita harus berusaha?

Setidaknya saya baru tahu arti dari "seberapa jauh" yang harus saya tempuh untuk mencapainya. Sya belum sukses dan saya masih seorang buruh serabutan yang mungkin tidak tahu tentang harus bagaimanakah dan cara apakah yang harus dilakukan untuk sukses.

Pikiran saya selalu saja mempertanyakan tentang hal ini. Dan akhirnya Tertangkaplah sebuah ide tentang cara dan bagaimanakah saya harus berusaha. Saya harus mulai dengan yang saya tahu dan bekerja keras dengan hal tersebut. Orang lain mungkin akan memperolok dan membodoh - bodohkan perbuatan saya, tapi hal inilah yang dapat saya lakukan sekarang.

Kesuksesan tidak akan memandang umur, tapi dia memandang seberapa jauh kita bisa bekerja dengan keras. Mereka merupakan semua hukum alam yang seimbang, seperti siang dengan malam, laki - laki dengan perempuan, baik dan jahat. jadi setelah itu, saya memutuskan saya hanya akan mencoba untuk bekerja keras dan memanfaatkan waktu yang saya punya untuk melakukan hal yang perlu saya lakukan dan hal - hal yang tidak perlu saya lakukan.

Saya merasakannya, setelah 2 bulan ini. Sebulan lebih waktu untuk menyesuaikan diri dan 2 minggu ini saya mulai merasakan sakitnya sebuah perjuangan. Terlalu banyak yang harus dipelajari, terlalu kantuk untuk memulai belajar lebih, dan juga terlalu lelah untuk merasakan sakit. Sakit di bagian perut, mata dan perasaan ingin muntah setiap saat karena tubuh yang menginginkan istirahat yang cukup. Pernah di suatu hari, entah itu kemarin atau minggu kemarin, godaan untuk berhenti tidak bisa ditunda. Dan saya hanya bisa memandang dengan tatapan bersalah, tidak melakukan apa - apa. Menatap Televisi dan menunda untuk melakukan semua pekerjaan yang telah menunggu. Tapi saya akhirnya tahu bahwa meskipun saya berhenti, tetap saja saya harus maju dan merasakan sakitnya perjuangan. Meskipun sakitnya akan berhenti di  hari ini di saat rasa malas muncul, saya tahu perasaan ini akan muncul setiap saat saya mencoba berusaha. Tidak akan ada perbedaan kecuali bahwa saya akan lupa dengan apa yang saya pelajari kemarin dan mengulang esok hari. Jadi meskipun semua hal buruk terjadi, saya harus tetap melakukannya, sakit maupun sehat, mau ataupun benci di setiap kerja keras yang saya lakukan.

Tapi apakah semua itu sepadan?

Ini adalah dunia yang kita tinggali, mau bagaimana lagi kita harus melakukannya, karena memang itulah hukum alam yang sedang berlaku di antara kita. Kita harus berkerja sangat keras, berani mengatasi rasa takut dan pantang menyerah.

Ketika anda menaiki sepeda motor untuk mendatangi suatu tempat, tidak mungkin anda berjalan mundur. Anda akan terus maju, meskipun dengan kecepatan 20 km/jam atau dengan kecepatan 100 km/jam. Mungkin mesin yang kita punya terlalu kecil untuk menyelesaikan dengan waktu yang sama dengan mesin yang lebih kuat dari pada kita. Tapi bila kita mau untuk tidak tidur dan tidak istirahat demi mengejar mereka, maka hal yang tidak mungkin itu bisa menjadi mungkin. Karena kita bekerja lebih dari seharusnya.

Mungkin mereka yang memiliki mesin lebih dari kita tidak terlalu memperhatikan kita dan bekerja hanya dengan jadwal biasa. Disitulah tempat kita, di antara kesempatan diantara orang - orang yang lengah akan apa yang bisa dilakukannya. Kita mungkin lemah, tapi kita tahu hal - hal apa sajakah yang harus kita lakukan demi mencapai tempat tersebut.

Kita hidup dengan keseimbangan. Saat kita memiliki kelemahan di satu sisi, maka kita akan memiliki kelebihan di sisi lainnya. Percayalah akan hal itu meskipun anda tidak pernah mengetahuinya. Lakukan yang anda tahu. Seperti yang saya lakukan sekarang. Saya menulis di blog ini, saya belajar tentang pemrograman, membaca artikel tentang motivasi. Sebutkan satu hal saja yang anda tahu dan lakukan sesuatu dengan hal tersebut.

Dan katakan pada diri kalian bahwa kita semua sama. Kita memiliki kesempatan yang sama. Kita memiliki otak yang sama. Batasan kita secara fisik adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagian dari kita bisa menggerakkannya dengan sempurna dan sebagian yang lain tidak. Kenapa Tuhan memberi itu semua? karena dia yang memberi dan telah memutuskan bahwa hanya kitalah orang yang mampu melaluinya.

Anda tidak mungkin mengatasi masalah yang ada pada orang lain, seringan apapun masalahnya. Karena harus dia sendirilah yang menyelesaikannya. Saat anda meringankan penderitaan mereka, itu tidak akan bisa menyelesaikan penderitaan yang mereka punya jika mereka tidak mau berubah menjadi orang yang lebih baik.

jadi seberapa jauh kita yang harus kita tempuh?

Maka jawaban yang pasti untuk memastikan jawabannya hanyalah berjalan menyusuri jalan dengan mesin yang kita punya. Meskipun itu adalah besin baru, bekas ataupun mesin yang sering mogok. Kalian tahu kalian masih bisa berjalan maju di jalanan ini dan masih terus melangkah. Jadi teruslah melangkah dengan apapun yang kita miliki sampai mesin kita benar - benar tidak bisa digunakan lagi. Hormati lalu lintas( tidak berbuat jahat ) dan tetaplah melihat jalan di depan kita.

Lalu ada yang bertanya, "bagaiman jika pengendara ini berbalik arah?"

Kemanapun tujuan anda, andalah yang menentukan. Meskipun anda berbalik arah dan menentukan tujuan baru, tetap andalah satu - satunya yang bisa menjalankan mesin itu. Jalanan aspal yang kita lalui akan selalu penuh rintangan dan bahkan berlubang. Kemanapun anda pergi, anda akan menemuinya. Terimalah hal itu dan maju sekarang. Anda aka tetap terus maju, meskipun anda memutar dan berbalik arah, anda tetap harus berjalan dengan maju ke tempat dimana anda telusuri.

Jadi, jawabannya sudah jelas. Terus maju dengan apa yang kita miliki, meskipun kita bodoh dan tidak bisa apa - apa. Akan selalu ada bengkel yang akan memperbaiki kendaraan kita. Akan selalu ada orang yang akan menyapa kita di tengah jalan dan menasehati kita. Membantu kita dengan sepenuh hati, meskipun abnyak yang akan ada yang hanya akan memanfaatkan kita. Sya berharap kita semua mengerti akan arti "Seberapa Jauh Yang Harus Di Tempuh ?" menuju kesuksesan dan tetap semangat mencoba menjalani semua hal yang akan terjadi di momen kita bernafas di saat ini.

Sunday, November 20, 2016

Tutorial Membuat Semangat Motivasi Yang Tidak Akan Pernah Redup

Pernahkah kalian bermimpi menjadi sukses dan terkenal? atau mungkin bermimpi menjadi pribadi yang kalian dambakan? atau menjadi seorang yang jenius di sebuah bidang yang dimata orang lain akan terlihat seperti sebuah hal yang tidak mungkin. Mimpi - mimpi itu hidup dan biasanya berakhir di telan oleh kehidupan kita sehari - hari. Stres berkepanjangan dan mungkin hilang karena terperngaruh teman - teman kita sendiri.

Pada awalnya kita bersemangat mengejarnya dan hati menjadi berdebar - debar. Mungki anda merasa bahwa seluruh orang di dunia bisa tunduk di depan anda saat ini juga. Memuji kehebatan anda dan gunungan uang yang anda hasilkan. Momen tersebut adalah momen di mana puncaknya kita akan memutuskan akan memulai melakukan sesuatu dengan mimpi - mimpi itu, yaitu mengejarnya.

Tapi seberapa kuatkah keinginan kita?

Saat pertama saya merasakan hal tersebut, bermimpi untuk menjadi matematikawan terbaik di dunia pada saat SMP, adalah saat dimana saya ditunjuk sebagai seorang wakil di sekolah untuk melakoni lomba matematika bersama grup saya. Itu adalah mimpi yang menyenangkan, sampai akhirnya saya lupa untuk belajar dan menganggap semua hal yang ada di depan saya akan semudah soal - soal yang saya kerjakan sebelumnya.

Saya maju tanpa persiapan, bukan hanya karena saya menggampangkan hal - hal tersebut, tetapi juga karena saya tidak tahu harus bagaimana. Singkat cerita, semua berlalu dan saya lupa akan mimpi - mimpi saya.

Hal tersebut juga terjadi saat Sekolah di SMK. Banyak mimpi dan ingin semuanya sempurna. Belakangan ini, saya baru mengetahui bahwa teman - teman saya menganggap saya perfeksionis. Ingin semuanya sempurna. Dan saya baru menyadari ini beberapa bulan belakangan. Sungguh sangat telat bagi saya menyadari hal ini karena saya sudah terlanjur menjadi sedikit tua dibanding waktu saya masih bersekolah.

Tapi saya baru mengetahui sesuatu yang bisa mengubah pola pikir dan pendirian saya selama ini. Dengan menggunakan cara ini, saya tahu bahwa saya masih punya kesempatan untuk berubah dan menjadi lebih baik. Masalah umur juga nampaknya akan hilang dengan sendirinya. Tembok - tembok rasa malu, demam panggung dan rasa malas hilang seketika. Hanya satu hal yang harus saya lakukan jika ketiga hal negatif itu muncul ke permukaan. Yaitu dengan memikirkan cara ini kembali.

cara berbeda dengan "the Power of Kepepet". Jika sebelumnya kita mengandalkan deadline sebagai media penyemangat kita bila kita benar - benar malas saat mengerjakannya. Cara ini membuat kita tidak mengenal apa itu deadline. Kita hanya akan tertuju pada satu hal, yaitu tujuan akhir. Menang atau berakhir.

Saya mencoba membayangkan bagaimana kehidupan terburuk yang akan saya alami jika saja saya tidak melakukan pekerjaan ini. Mungkin saya di pecat, di cemooh, dan di jauhi. Saya berusaha menjadi pribadi yang baik agar orang - orang yang saya cintai tidak berpaling dari saya. Saya berusaha menjadi yang terbaik agar saat tua nanti anak - anak saya bisa mencontoh saya. Saya berusaha berbuat lebih dari orang - orang di sekitar saya agar saya punya pekerjaan yang lebih baik, tidak terlilit hutang atau bahkan menjadi gelandangan. Hal itu yang saya tanamkan pada diri saya saat ini.

Ini mungkin hal yang aneh, tapi saya mendapat ide ini ketika bertemu dengan seseorang di Malang kemarin sore atau lebih tepatnya pada tanggal 19 November 2016. Berkenalan dan berjalan bersama, dan bercerita panjang lebar. Dia adalah pendengar yang baik dan hari itu seeperti sebuah cerita cinta yang mungkin hanya ada di film dan tidak akan pernah terjadi di dunia nyata. Dan setelah pulang, determinasi saya menjadi tinggi. Saya yang masih di bawah dan tidak tahu apa - apa ini mencoba memasukkan sebuah kalimat pamungkas milik saya sendiri, "Jika saya tidak berusaha memiliki karakter yang lebih baik dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, saya mungkin kehilangan kesempatan untuk bisa menunjukkan kepadanya bahwa saya bisa menjadi pendamping hidupnya. Karena saya mungkin tidak akan bertemu wanita seperti dia untuk kedua kalinya". Dan hal itu saya coba tanamkan kepada diri saya bahwa saya akan berubah dari orang yang ingin berhasil menjadi ingin cepat berhasil.

Satu hal yang ajaib mengenai ini adalah di saat saya mencoba mengingat kalimat pamungkas ini pada saat saya bermalas - malasan, tiba - tiba malas itu hilang seketika dan saya dapat mengerjakan semua pekerjaan yang biasanya tidak saya lakukan pada hari itu.

Sebelu saat ini tiba, saya sudah mempunyai motivasi saya sendiri. Bedanya adalah mimpi saya sebelumnya adalah menjadi sukses dengan kerja keras dan berusaha mengatur waktu dengan efisien. Hidup saya agak mudah dan biasanya saya menunda pekerjaan saya beberapa menit(yang biasanya berakhir menjadi beberapa jam) dan ingin menikmati waktu dan prosesnya. Tetapi kali ini hal itu berubah. Sepertinya saya harus mencari jalan terpendek untuk meraih kesuksesan ini dan tidak berkompromi lagi dengan penundaan.

Saya melihat tujuan akhir saya. Hal yang harus saya lakukan setelah ini. Saya ingin berkeluarga dengan orang yang saya cintai dan saya tidak ingin sebaliknya. Motivasi inilah yang saya bangun sebagai tujuan akhir yang pertama dalam hidup saya. Karena setelah tujuan akhir ini saya akan membuat tujuan akhir berikutnya.

Imajinasikan kehidupan anda dan lihat bagaimana kehidupan kalian jika hal itu hilang atau tidak pernah muncul di dalam hidup anda. Tidak perlu membuat kata - kata motivasi emas seperti "quote" yang sering anda lihat di website motivasi. Justru tenaga anda hanya akan terbuang percuma karena mungkin dalam beberapa hari, "quote" motivasi itu akan hilang dari diri anda.

Tapi jika anda melakukan yang saya lakukan, melihat hidup anda dan memikirkan situasi terburuk yang mungkin akan terjadi dalam hidup anda. Anda akan berusaha untuk menghindarinya. Saat anda ingat, anda akan takut akan kehilangan dan tidak mendapatkan yang anda miliki sekarang. Anda akan tahu bahwa hidup anda tidak akan bahagia tanpa hal yang anda cintai. Dan mungkin anda akan menyesalinya jika anda tidak pernah melakukannya.

Ketakutan adalah motivasi terbaik bagi kita. Coba lihat sekeliling kita. Kenapa sebagian besar orang takut berbuat jahat? karena akan dipenjara, mencoreng nama anda, memperburuk nilai anda di mata tetangga, membuat anda sulit mendapat pekerjaan, dikucilkan teman dan keluarga,dikurung di pernjara, ditinggalkan oleh istri dan anak, berdosa, mendapat siksa di neraka. Itu adalah beberapa alasan orang tidak melakukan kejahatan. Ketakutan adalah hal pertama yang kita rasakan. Ini adalah motivasi alami kita. Dan kita tahu bahwa hal ini bisa menjadi senjata pamungkas kita untuk memotivasi diri menjadi lebih baik.

Friday, November 18, 2016

Bukti Sakti Kekuatan Fokus

Kata fokus adalah kata yang sangat sakti. Bukan hanya sebagai benih kesuksesan, namun juga sebagai kacamata kuda agar kita tetap lurus memandang ke depan. Kekuatan yang terfokus berarti meletakkan energi pada suatu tumpuan atau titik yang di tekankan secara bersamaan dan terus - menerus. Namun, untuk lain sebab, kata fokus sendiri juga bisa sebagai pelarian untuk sebagaian orang yang dimintai kepastian akan sesuatu.

Ini bukan melulu soal pacaran loh. Memang sering kali kita dengar selalu saja ada hubungan yang tidak terjadi gara - gara si Do'i pengennya fokus menuntut ilmu dan belajar. Tapi coba tanya dia setelah beberapa minggu, "SEFOKUS APA SIH LOE, MANA BUKTINYA!!!??" Dan itu jadi sebuah bukti apakah dia benar - benar fokus atau sebenarnya tidak mau lagi berhubungan dengan kita yang jadi korban ini. Sungguh mengenaskan.

Namun kali ini kita tidak akan membahas soal "fokus"nya anak ABG yang mau ngeles. tapi lebih tepatnya saya ingin membahas soal proses dari fokus itu sendiri Dimana sih letak fokus itu? dan bagaimana juga kita akan melihat hasil kefokusan kita itu sendiri.

Saat saya coba browsing di google tentang multi tasking, secara tidak sengaja saya menemukan artikel dari blog.eikontechnology.com/ yang menunjukkan bahwa mengerjakan beberapa hal secara bersamaan atau yang biasa disebut multitasking  itu tidak membuat kita cepat dan efisien.

Para peneliti dari Stanford University telah melakukan perbandingan terhadap sekumpulan orang berdasarkan tendensi multitasking yang dipercaya dapat meningkatkan performa kerja mereka. Hasilnya, mereka dengan tingkat multitasking tinggi malah menunjukan performa yang buruk dibanding mereka yang lebih suka melakukan pekerjaan satu-persatu.
Tingkat multitasking yang tinggi malah rentan bermasalah terhadap organisir dan filterisasi informasi yang tidak relevan. Selain itu, multitasking mengurangi efisiensi dan performa kerja karena otak kita hanya dapat fokus pada satu hal utama di satu waktu. 

 Bisa dibilang jika multitasking membuat kita tidak terlalu efektif karena di saat kita mencoba mengerjakan suatu hal dan kemudian secara mendadak melakukan pekerjaan lain,  bukannya pekerjaan akan cepat selesai. yang ada kita akan bingung harus melakukan apa terlebih dahulu.

Fokus bukan berarti anda harus mengerjakan sebuah pekerjaan sampai benar - benar tuntas. Karena dalam cara belajarnya "anak sekolahan" pun juga akan diberi secara bertahap dan tidak langsung diberikan pelajaran 1 semester secara tuntas.

Kita bisa meluangkan waktu 10, 15, ataupun 30 menit tergantung pada intensitas kerja yang kita hadapi. Bukannya secara bergantian menulis, menelpon dan mengerjakan pembukuan secara bersamaan. Ya, mungkin anda akan terlihat sibuk, tapi otak anda akan menunjukkan performa yang buruk seperti kutipan artikel di atas.

Saat Fokus, maka di saat itulah energi dan pikiran kita menjadi satu dan sejalan. beberapa hal membutuhkan tingkat fokus yang tinggi dibanding hal lainnya. Misalnya saja tidur. Anda tidak mungkin bergantian antara berbicara dan tidur secara bersamaan. Karena saat anda mulai untuk tidur, maka energi anda akan difokuskan untuk disimpan dan di isi lagi. Sedangkan saat anda bangun, maka energi dan stamina yang anda simpan selama tidur akan dipakai lagi untuk beraktifitas.

kebayang kan jika melihat seseorang yang pada saat bekerja tapi ngantuk karena kurang tidur? Seperti itulah orang yang tidak fokus itu. Bukannya malah produktif, waktunya hanya akan habis dimakan kantuk sedangkan dia tidak menghasilkan apa - apa karena badan yang lemas dan mata yang sulit dibuka. Karena pada saat orang ini pulang ke rumah, dia masih membutuhkan waktu tidur yang hampir sama dengan waktu tidur biasanya dan alhasil, dia jadi tidak produktif.

Fokus itu memusatkan perhatian. Tidak mungkin anda makan dengan keluarga bersaamaan dengan buang hajat di jamban kan? tidak mungkin anda bisa fokus untuk olahraga di hari ini, jika anda sedang sakit keras dan fokus untuk menyembuhkan diri kan? 

Fokus itu membuat mental kita kuat. Efeknya akan kuat ketika anda terus - menerus memikirkan tentang "saya harus selesaikan hal ini saat ini juga!!!". Seperti saat orang yang sedang melakukan pengobatan hypnoteraphy(coba cari di google hypnoteraphy itu apa?). 

Fokus itu seperti anak STM Otomotif yang nakal dan nilai pelajaran formalnya jelek, tapi ahli dan pinter luar dalam soal bongkar pasang mesin otomotif. Mereka patut di jadikan contoh tentang apa itu fokus.

Dan yang terakhir, fokus itu seperti saat punya cita - citanya tinggi dan suka berkhayal, tapi mau bekerja siang malam buat mewujudkannya. 

"Loh emang apa hubungannya antara itu semua sama pernyataan - pernyataan sebelumnya?"

Jika anda benar - benar fokus mencari solusi tentang apa yang anda baca sekarang, membaca artikel ini dari awal hingga akhir dan tidak terganggu dengan suara - suara disekitar anda baik itu dering telfon, sms, TV dan keinginan anda yang lain, berarti anda sudah tahu jawabannya karena anda telah melakukan suatu pekerjaan dengan fokus.

jadi, mulailah fokus dan bagi jam terbang anda dalam melakukan sesuatu. Kita masih bisa sibuk dan tetap punya waktu untuk bersenda gurau dengan kawan - kawan kita serta memiliki waktu pribadi untuk bersantai dan beristirahat jika kita fokus mengerjakannya di waktu yang sudah kita jadwalkan dan fokuskan kegiatan anda saat jamnya berlangsung. Dari situ anda akan tahu saktinya kata - kata fokus itu sendiri.


Tuesday, November 15, 2016

Sebuah Alasan Kenapa Karakter Kamu Menentukan Keberhasilan Skripsimu

(perhatian, tulisan ini tidak ditulis dari pengalaman orang yang pernah melakukan skripsi, tapi tugas dan pekerjaan secara umum)

Jangan pernah menunda melakukan sesuatu tanpa rencana yang matang. Hal itulah yang sekarang saya pelajari dengan susahnya. Seperti yang kalian tahu bahwa akan sangat sulit untuk mengubah perilaku diri sendiri sebagai pribadi yang sebenarnya "kurang bertanggung jawab" menjadi pribadi yang benar - benar bertanggung jawab. Mengapa hal tersebut akan sangat susah untuk diubah? Seberapa burukkah perilaku menunda - nunda itu?

Mari kita contohkan sedikit saja mengenai ini. Semisal kita ingin mengerjakan sebuah pekerjaan  yang membutuhkan dedikasi yang sebenarnya tidak seberapa berat, contohnya mengerjakan PR perkuliahan. Dan dengan mudahnya kamu akan mengatakan "besok akan saya kerjakan soalnya hari ini kayaknya lebih cocok buat jalan - jalan", Pada kenyataannya menunda pekerjaan membuat kita tenang, Mengapa? Karena saat kita mengatakan hal tersebut, pikiran kita menjadi tenang. Karena kita telah melepas sebuah tanggung jawab, meletakkannya di pundak diri kita yang hidup besok(alias masa depan).

Saya tidak sengaja menemukan sebuah artikel di Medium.com tentang How To Go From Procrastinate Hero To Procrastinate Zero dan menemukan bahwa memang di jaman modern ini menunda - nunda pekerjaan sudah menjadi sebuah hal yang kita lakukan secara tidak sadar. Hal tersebut bisa berasal dari Smartphone kita masing - masing, Mulai dari game online di android, aplikasi social seperti facebook, twitter, path dan dengan adanya teknologi internet berkecepatan tinggi seperti teknologi 4G, kita telah menambah konten - konten hiburan seperti video dari aplikasi seperti youtube sebagai daftar aplikasi yang harus dihindari jika kita tidak ingin membuang waktu kita yang masih berharga di depan layar smartphone kita.


We’re flooded with information, distractions, opportunities, etc. All that stuff causes a lack of clarity. There’s just too much stress on our attention.
And that makes it impossible to get work done.
And if you want to achieve anything in life, there’s only one thing that can make that happen: WORK.
Darius Foroux -medium.com


Terlalu banyak infromasi, dan gangguan. Pada saat yang sama kita melihat banyak peluang untuk berhasil. Dengan adanya orang - orang yang sbanyak memberikan ilmunya secara gratis hanya dengan mencarinya dengan kata kunci yang kita tahu di google dan kita bisa mendapatkan apa yang kita mau. Dan hal tersebut adalah hal yang sebenarnya bagus.

Tapi banyaknya informasi bukannya membuat kita semakin bijaksana dalam menyingkapi suatu masalah. Sebagai contoh mungkin anda yang pernah kuliah atau yang saat ini sedang kuliah pasti akan mendapatkan tugas berupa pembuatan makalah dan pembuatan presentasi. Anehnya, dengan informasi yang bisa didapat di ujung jari dengan mudah, anda mungkin hanya akan menjiplak dan menyalin kata - kata dari sebuah blog dengan mudah dan mungkin tanpa di edit sama sekali untuk diletakkan di dalam makalah masing - masing tanpa proses "mikir". 

Atau mungkin belum lagi anda akan menyalin beberapa buah kalimat dari blog yang anda salin dan meletakkannya pada presentasi anda dan dengan bangga mengatakan, tugasku sudah selesai. Namun saat maju ke depan untuk menjelaskan tentang presentasi anda, anda hanya menoleh kebelakang dan membaca apa yang sudah ada di kerangka presentasi secara utuh seperti anak SD yang disuruh membaca bergantian oleh gurunya.

Iya, memang sekarang kemudahan ada di depan mata anda. Kemudahan yang anda ciptakan sendiri karena mungkin anda sadar akan kemudahannya. Dari menunda - nunda pekerjaan, mengerjakannya dengan kebohongan dan  menggampangkan semua prosesnya karena anda anggap semua hal itu tidak penting.

Saya dulu sudah melakukannya dan saya rasakan dampaknya . Anda pun melakukannya dengan mudahnya dan merasakan dampak "yang baik" untuk saat ini. Tapi bagaimana jika nanti anda dimintai pertanggungjawaban di masa depan. Sekarang, anda mendapatkan nilai A+ di setiap tugas anda. Dosen menyukai anda. Tetapi bagaimana jika di suatu waktu anda mendapat tanggung jawab besar yang tidak pernah kalian inginkan kedatangannya? misalnya skripsi.
 


Skripsi punya tingkat stres yang tinggi. Mungkin penyebabnya tidak lain adalah karena semua hal yang harus dilakukan dengan rencana yang matang sedangkan orang yang menunda - nunda biasanya menunda untuk melakukan rencara sampai besok pagi (dan besok pagi akan mengatakan hal yang sama) terus menerus.

ada beberapa kejadian mahasiswa bunuh dosennya karena salah paham, mahasiswa yang bunuh diri karena stres. Berikut beberapa berita tentang hal tersebut

  1. Cekcok soal Skripsi, Mahasiswa Bunuh Dosennya
  2. Mahasiswa Bunuh Diri, Diduga karena Skripsi Ditolak dan Putus Cinta
Kenapa hal itu terjadi? 

Mudah sekali bagi kita untuk mengatakan "mungkin karena stres" atau "gak kuat menghadapi perkuliahan". Tapi permasalahannya tidak bisa dijawab semudah itu, karena mungkin bukan stres yang bermasalah bagi mereka. Yang menjadi masalah dari mereka adalah karakter mereka.



Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya.

Karakter - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

https://id.wikipedia.org/wiki/Karakter

Karena karakter adalah penopang akal perilaku manusia. Tugas yang anda kerjakan di setiap mata pelajaran dan setiap presentasi yang anda tunjukkan bukanlah hal yang tidak berguna. Hal itu sedikit demi sedikit membentuk karakter anda, cara anda mengolah waktu, dan keberanian anda untuk mengungkapkan pendapat dengan berproses kreatif menulis dengan cara pandang anda.

Hal itu tidak akan dapat didapat dengan mudah hanya dengan satu malam. Kebiasaan mencontek, dan menunda waktu dan menyalin tulisan/opini orang lain secara mentah - mentah bukannya akan membuat anda rajin dan disegani orang lain. Melainkan membuat anda malas untuk melakukan sesuatu. Dan kemalasan itu akan melekat pada anda terus - menerus sampai anda berani mengubahnya.

Saat kamu malas dan menggampangkan sesuatu dengan mudah, maka seperti itulah karakter kamu. Di dalam benak pikiran anda, saat anda mendapat tugas dari dosen, anda akan membayangkan diri anda adalah seseorang yang dapat melakukan semua hal dengan mudah. Semua tugas makalah, belajar dan tugas kelompok bisa dengan lancar anda selesaikan. Tapi di dalam kehidupan nyata, anda tidak pernah benar - benar melakukannya dan terus menundanya.

Dan pada saat skripsi di mulai, anda tidak siap dengan beban tugas yang terlalu berat. Karena memang sebelumnya anda tidak pernah melakukan tugas - tugas dengan beban yang lebih kecil dulu. Disinilah tekanan dan stres muncul. Anda tertekan karena anda tidak tahu harus melakukan apa. Anda tidak tahu bagaimana berproses dan memulai dari nol, anda tidak tahu susahnya mengerjakan makalah dan presentasi dengan jujur.

Kita terlalu terpaku pada hasil dan budaya pendidikan kita pun seperti itu. Saat sekolah maupun saat kuliah, nilai yang ditanamkan selalu saja sama. Bahkan ada beberapa oknum guru yang saya tahu malah menyuruh muridnya "boleh contekan asal gak berisik".

Kita terpaku pada hasil dan tidak menghargai proses dan kerja keras. Karena itulah kita lebih memilih mencontek dan mencomot tulisan dan hasil kerja orang lain dari pada mengerjakannya sendiri. Kita tidak terbiasa untuk berpikir keras dan merasakan susahnya berusaha. Dan akhirnya saat skripsi dimulai, kepala kita jadi penuh kebingungan dan akhirnya dapat meledak karena tekanan. Seperti 2 berita di atas.


Sebenarnya tidak masalah saat kamu harus gagal dalam mengajukan judul untuk skripsi atau pada prosesnya. Jujur saya sendiri hanya kuliah 2 semester sebelum akhirnya memilih untuk keluar karena alasan tersendiri. Tapi justru karena keluar dari perkuliahan inilah akhirnya saya tahu apa yang harus saya lakukan. Karakter pantang menyerah dan determinasi kita lah yang harus kita pupuk. Kita harus "MIKIR KERAS" dan terbiasa dengan hal itu.

banyak yang mungkin lupa bahwa mereka mungkin terlalu mempermasalahkan kapan lulus kuliah dan menganggap mahasiswa yang telat lulusnya adalah orang - orang yang gagal. Ijazah S1 tidak akan membuat kita menjadi pengusaha sukses, pribadi yang sukses dan pantang menyerah. Karakter kitalah yang menentukan. Jangan harapkan kesuksesan di dalam tanggung jawab besar akan muncul begitu saja tanpa kerja keras dari level terkecil.

Karena mau tidak mau, saat kamu melamar pekerjaan dengan gaji yang tinggi dan mendapatkan pekerjaan dengan title sarjana kamu. Kamu tidak mungkin hanya bekerja tanpa menggunakan otak anda. Anda akan dituntut "MIKIR" karena ijazah kamu dan nilai yang tercantum di dalamnya.


Saturday, November 12, 2016

Segera Lakukan Yang Kamu Inginkan Dan Berhenti Untuk Jadi Sempurna Dan Menunggu Waktu Yang Tepat

Seberapa cepat sih perubahan itu? Mungkin kita bakalan beroikir terus menerus tentang cara "gimana sih agar Hidup Gue bisa berubah?". Jawabannya adalah tidak ada jalan pintas yang mudah. Beberapa dari kita mungkin terlalu memikirkan konsekuensi yang akan terjadi di saat kita terjun dan memilih untuk melakukan perubahan, Namun akhirnya malah hanya berhenti di tahap yang kita sebut "MIKIR KERAS". 

Boleh - boleh saja memikirkan semua konsekuensi yang akan menimpa kita, tapi apakah hanya dengan berpikir maka semua konsekuensi negatif yang akan terjadi saat kita membuat pilihan akan hilang begitu saja. Dunia ini bukan game atau film yang akan memberikan sebuah klimaks, permasalahan dan penyelesaian dengan begitu indahnya hanya dengan berpikir. Masalah - masalah yang muncul dan keberhasilan setelahnya tidak datang sendiri dengan indahnya. Jadi segera lupakan hal ini sekarang juga. Ini adalah kehidupan yang sebenarnya.

Dari kecil pribadi gue yang rapuh dan suka mengkhayal ternyata terbayar sudah. Hidup di sekitar gue mudah, yang dalam arti sebenarnya adalah tidak ada masa - masa yang benar - benar sulit yang membuat hidup gua berubah karena keadaan sulit yang terjadi. Terlalu banyak berpikir tentang konsekuensi yang terjadi dan lupa untuk segera bertindak.

Dari kesempatan untuk ikut dalam lomba, diperhatikan guru karena mereka merasa gue ini pintar (yang sebenarnya enggak) dan mengetahui berbagai macam hal beberapa tahun terakhir setelah kelulusan gue dari Sekolah Menengah Kejuruan.

Hidup tidak akan berubah dengan sendirinya jika kita tidak bertindak untuk berubah. Rasa percaya kita terhadap rasa minder dan kekurangan kita menyebabkan hal itu terjadi. Boleh jadi meskipun pada saat ini seorang pengusaha sukses memberikan kekayaaannya padamu dengan alasan yang tidak masuk akal seperti "aku udah bosen hidup seperti ini" atau "kayaknya Loe orang asing yang pantas menerima ini semua" tidak akan merubah keadaan kita jika pola pikir dan mindset kita masih tetap sama.

Apa daya uang yang menggunung di depan rumah saat ini jika kita tetap pada rutinitas kita sehari - hari dan tidak mau keluar dari zona nyaman. Perubahan itu akan menyakitkan setiap otot, sendi dan pikiran kita. membuat stres dan bahkan kita akan merasa harus berhenti saat ini juga. Kenapa gue katakan ini? karena gue merasakannya setiap waktu. Dari kesempatan untuk jadi terbaik di kelas di waktu SMP dan SMK sampai kesempatan emas untuk berubah di saat mendapatkan karir yang lebih baik saat berkerja dulu, semua aku tolak secara tidak sadar.

Kenapa hal itu bisa terjadi?

Jawabannya adalah karena kita belum siap dan itu bersumber dari kedewasaan mental kita masing - masing. Kita tidak siap karena tidak ada yang mengajarkan kita tentang kesiapan. Kedewasaan tidak bisa di ukur dari seberapa tua diri kita. Mereka datang saat kita sudah merasakan berbagai masalah yang muncul dan kita siap saat menghadapinya. Di sisi lain saat kita menghindar dan merasa tidak siap atau takut, maka semua kesempatan yang ada hanya menjadi hujan yang jatuh dari langit ke tanah di gurun pasir dan kita tidak mempunyai wadah untuk meletakkan air - air tersebut untuk kita simpan dan minum.

Tapi itu tidak bisa menjadikan alasan bagi diri kita untuk berkembang kan?

Coba kita lihat perumpamaan di atas. Coba bayangkan stiap orang di dunia ini hanya butuh beberapa tetes air minum untuk hidup tapi merasakan rasa haus yang luar biasa yang hanya bisa di hilangkan dengan meminum beberapa gelas air. Bayangkan jika sebagian orang di dunia ini adalah orang yang tersesat di gurun pasir yang luas tanpa air kecuali yang turun dari langit. Tanpa sungai, sumur dan semua sumber air seperti oase. Lalu kita umpamakan keadaan kita saat lahir adalah dari jumlah barang yang kita miliki. Orang yang hidupnya punya banyak kesempatan kita umpamakan sebagai orang yang berada di gurun pasir dengan semua perlengkapan untuk hidup, dari rumah, tenda,kamar tidur, gelas, atau bahkan bak untuk menampung air. Sedangkan orang yang miskin hanya mempunyai pakaian yang mereka kenakan untuk menutupi tubuh mereka dari sinar matahari.

lalu, bagaimana kita bisa keluar dari permasalahan kemarau, lahan tandus dan ketiadaan air ini?

bagaimana kita akan keluar dari permasalahan ini?

Hujan yang tidak tahu kapan akan datang dan satu - satunya hal yang membuat kita hidup adalah barang - barang yang kita miliki. bagaimana kita akan merubah hidup kita jika kita tidak tahu harus melakukan apa untuk bertahan di dunia yang keras ini?

Untuk orang kaya yang mempunyai bak untuk menampung air, mereka punya kesempatan untuk bertahan hidup lebih baik. Tinggal menunggu hujan untuk turun dan menyediakan bak yang ada untuk menampung semua air yang jatuh. Semakin banyak yang ditampung akan semakin bagus dan dia tidak akan punya masalah dengan hal itu.

Bagaimana dengan orang miskin yang hanya mempunyai baju untuk dikenakannya? bagaimana dia bisa hidup?  Dia akan menampung semua air yang jatuh dengan pakaiannya. Berani untuk telanjang agar dapat menyediakan tempat bagi banyaknya air hujan yang jatuh ke tanah untuk jatuh tepat di atas pakaiannya yang dapat menyerap air tersebut. Sedemikian jauhnya perbedaan si kaya dan si miskin.

Tapi Hujan tidak datang setiap hari. Pasti akan datang dimana akan ada waktu dimana kemarau panjang akan datang dan sekaya apapun kita, kita pasti akan jatuh dan menangis, merintih karena rasa haus dan dahaga yang bergitu besar. Dan hal itu bukan hal yang baik.

Kaya atau miskin. Maka tidak ada jalan lain selain berusaha keluar dari gurun pasir. Si miskin dengan pakaian lusuhnya akan terus berjalan ke tempat yang baru terus - menerus. berjalan ke arah yang dia percayai akan ada perubahan. Menemukan oase atau bahkan sebuah sungai yang sangat besar yang dapat membuatnya hidup untuk waktu yang lama. Tapi itu mungkin tidak akan pernah terjadi jika dia hanya berada di tempat yang sama karena merasa air hujan yang turun di tempat yang lain tidak akan sebanyak yang diterimanya saat ini.

Saat kemarau datang, Si Kaya pun akan kesusahan dan semua barang yang dimilikinya tidak akan pernah membantunya jika dia tidak mau keluar dari zona nyaman miliknya. Ketika air tidak akan pernah turun, maka kematian hanya menunggu waktu. Jalan satu - satunya adalah keluar dan mencari tempat baru, merasakan sakit dan pahitnya kehidupan di luar zona nyamannya.

Lihat saja krisis tahun '98 yang dialami indonesia, sebuah kemarau yang tidak bisa ditangani sebagian besar orang, baik yang kaya maupun yang miskin.Pengangguran, inflasi, dan perekonomian yang jatuh. banyak orang mengalami kenestapaan dan kebangkrutan. Akankah kita menunggu hal paling buruk mendatangi kita? Jalan satu - satunya adalah keluar dari zona nyaman kita masing - masing dan berusaha untuk melakukan perubahan dan perbaikan di hidup kita.

kali ini bisa kita simpulkan bahwa meskipun kita kaya atau miskin, hidup akan susah pada waktunya. Bukan karena keadaan kita, tapi karena kita tidak mau untuk keluar dari zona nyaman yang ada. Gue berkata sedemikian rupa karena gue merasakan hal ini, bukan dalam skala global seperti krisis yang di alami indonesia, tetapi krisis dalam diri gue yang menuntut gue untuk bertindak. Bosan dan jenuh akan segala hal yang ada dan merasa tidak hidup dengan bebas seperti manusia selayaknya. Terkekang oleh keterbatasan dan ingin untuk bebas.

Jika kita menunggu waktu yang tepat, maka waktu yang tepat itu adalah saat kita merasakan penyesalan. Dan pada saat itu, akan sulit untuk bangkit. bahkan untuk bertahan dalam keadaan termotivasi dan positif juga butuh perjuangan ekstra.  Jadi jangan tunggu waktu yang tepat, karena keadaan bisa lebih buruk dari keburukan yang kita terima sekarang.

lakukan yang kamu inginkan sekarang dan hal itu adalah Motivasi paling baik. Pikirkan akan jadi apa kita nantinya jika menunggu tua dan menyesal tidak pernah melakukan apa yang kita inginkan. Pikirkan seberapa menyesal kita jika kita menunggu orang yang kita suka dan cinta sepenuh hati meninggalkan kita dan memilih orang lain hanya untuk tahu apakah kita benar benar mencintai dia (yang terakhir ini kelihatannya agak terlalu dalam :P  ).

Kita bakal merasakan kegagalan, selalu ingin berhenti dan bahkan merasa malas. Hal itu tidak bisa dihindari. Tapi ketelatenan kita dan disiplin kita dalam berbuat pasti akan terbayar. Hal itu tidak bisa didapatkan hanya dengan bekerja keras semalaman seperti saat kita belajar satu buku penuh karena besok akan ada ulangan karena sebelumnya belum pernah belajar. Yang ada adalah nilai jelek dan jawaban penuh contekan. Hal apa yang bisa dibanggakan dari itu semua?

Jadi begitulah kehidupan. Jika kita ingin sesuatu, maka lakukan. Jika kita ingin berhasil, maka lakukan semua hal yang dibutuhkan sekarang. Rencanakan dan gali ide - ide baru. Dan yang terpenting lakukan. Hal itu yang membuat kita si miskin berada tepat sejajar dengan si kaya, seberapa kaya pun mereka. Karakter dan semangat untuk maju. Dan mungkin kita akan mendapat lebih banyak dari kerja keras kita, suatu saat nanti.


 "DROPOUT WILL BEAT GENIUS THROUGH HARDWORK"


Orang yang putus sekolah ( atau bagaimanapun buruk keadaannya) akan dapat mengalahkan seorang yang jenius jika dia berkerja keras. Itu adalah hal yang gue tangkap dari kata-kata  ini. Tidak perlu menunggu waktu yang tepat kan? Karena bagi pekerja keras, setiap detik itu sangat berharga.

Friday, November 11, 2016

Alasan Kenapa Hanya Sedikit Orang Yang Berhasil Menggapai Mimpinya

Sudah 12 hari sejak tulisanku yang terakhir. Bukan bermaksud untuk berhenti menulis, tapi aku mulai berpikir tentang sebuah jalan pintas menuju cita - cita. Bukan hal yang sederhana memang, apalagi jika hal yang kita benar - benar inginkan sangat jauh dari jangkauan kita. Atau mungkin bahkan untuk membayangkan apa saja yang harus dilakukan untuk bisa menggapainya.

Seminggu ini banyak yang aku tahu tentang yang namanya berusaha dengan serius dengan sepenuh hati. Cobaan untuk berkata "tidak" dan "nanti" selalu saja muncul. Dari molor dan menunda pekerjaan selama berjam - jam(tapi akhirnya dikerjain juga) sampai ketiduran, diare berkepanjangan, kegalauan soal dengki dan iri terhadap orang lain. Atau bahkan hanya melamun dan menonton channel di youtube. Semua itu berputar terus - menerus dan membuat pusing tujuh keliling.

Satu hal yang membedakan kita yang sampai sebegitu lamanya menanti keberhasilan tapi tidak pernah berhasil - berhasil dari mereka yang sudah berhasil dan sukses. Hal tersebut membuat perbedaan yang cukup besar, apalagi di zaman yang serba sibuk. Sibuknya sih bukan karena kita benar - benar sibuk, tapi lebih menjurus ke hal - hal yang seharusnya bisa kita hindari seperti bermain sosmed.

Sosial media jadi musuh pertama dari pembeda ini. Coba bayangkan saja berapa waktu yang kita buang hanya untuk melihat Timeline ALIAS update-an dari Facebook, BBM, Path, Instagram dan media sosial sejenisnya, atau bahkan YOUTUBE. Bayangkan kita meluangkan waktu sebanyak sepuluh menit setiap kali kita melihat wajah - wajah teman kita di sosmed. Berapa kali kita melakukannya dalam sehari? 3 kali, 4 kali atau 10 kali. Bila kita hitung setiap kita menghidupkan hape android kita masing - masing sebanyak 6 kali sehari (6 x 10 menit = 60 menit), yang berarti kita menghabiskan waktu sebanyak 60 menit untuk melakukan hal yang sama.Padahal kita bisa melakukan hal lain yang lebih produktif, mungkin belajar memasak, bahasa asing, atau mendalami mata kuliah yang seharusnya mudah untuk dikuasai tetapi gara - gara Hape hal tersebut tidak pernah kesampaian.


 Atau mungkin kita bisa membuatnya menjadi lebih aktual dengan membaca sebuah cuplikan artikel dari tribunnews.com berikut ini,(kalo kalian menganggap perkataanku ini sok tau).


Secara rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu dengan smartphone-nya selama 5,5 jam sehari dan membuka 46 aplikasi dan alamat website.

Bayangkan seberapa tidak produktifnya kita saat ini. Dan pada saat yang sama kita selalu mengatakan pada diri kita sendiri bahwa kita tidak sanggup, hidup terlalu berat, nilai kuliah hancur. Tapi pada sisi lain ternyata yang kita lakukan selama ini cuma menjadi seorang autis yang memegang hape masing - masing selama itu.

Bayangkan saja kalo seandainya smartphone tidak pernah dibuat. Berarti orang lain akan melihat anda seperti patung karya Auguste Rodin yang bernama Columbia Thinker alias patung berpikir yang dibuat pada tahun 1902. Patungnya yang sedang duduk dengan menatap kebawah dengan satu tangan di dagu dan satu tangan di paha sepertinya cocok bila di bandingkan dengan kondisi kita saat ini. Bedanya adalah pada saat patung itu dibuat, tidak ada namanya telepon genggam. Diam termenung melihat hape, dan jadi autis sendiri.


Untuk para pecandu sosial media yang tak terkecuali aku sendiri, Hal tersebut sebenarnya bukanlah hal yang patut dibanggakan. Melakukan sesuatu yang berlebihan itu tidak akan pernah baik. Dengan waktu sebanyak itu, 5.5 jam  setiap harinya, berarti selama 2000  kita telah menghabiskan 11.000 jam melakukan hal yang sama terus - menerus tanpa membuat perubahan yang signifikan dalam hidup kita.Bukannya bertambah pintar, tetapi kalian akan tahu faktanya bahwa kita membuat uang kita untuk melakukan hal - hal yang sudah "berlebihan dalam porsinya".

10000 jam adalah waktu yang kita butuhkan untuk menjadi seorang ahli dalam melakukan sesuatu. Teori ini dicetuskan oleh Malcolm Gladwell. Entah itu bermain gitar, menjadi seorang sales, animator, programmer, penulis. Tapi yang kita lakukan adalah menjadi "sang patung pemikir" yang tidak melakukan apa - apa.

Yang dapat aku ambil dari sini adalah kita bisa melihat bahwa menginvestasikan sesuatu untuk kesuksesan tidak harus dengan uang. Teori berlatih selama 10.000 jam ini pun bisa jadi lahan investasi kita. Tapi apa yang terjadi bila kita menginvestasikannya kepada kebiasaan yang melampaui batas ini?

Kebiasaan itu ibarat semua otot yang jika dilatih terus - menerus lama - lama akan menjadi kuat. Maka sebenarnya kebiasaan itu sendiri dapat diartikan sedemikian rupa. Bisa dikatakan bahwa kita sebenarnya terlalu banyak membuang waktu dan merenungi nasib.

kembali ke pembeda antara kita yang belum sukses dan yang telah sukses. Apakah itu?

Jawabannya adalah Fokus. Seperti sebuah pisau, ataupun jarum. Mereka tajam karena mereka diasa untuk menjadi sangat tipis dan sangat tajam. Ketidakmampuan kita untuk membuat diri kita fokus dan mengesampingkan hal - hal lain membuat kita lalai dan lupa. Banyak sekali masalah yang akan muncul. Dan di saat itulah godaan - godaan akan terjejer dengan jelas, menanti untuk dipilih dan diprioritaskan agar kita dapat mengesampinkan fokus kita terhadap masa depan kita.

Hal ini tidak diajari disekolah, hal ini tidak diajari secara langsung oleh orang - orang di sekitar kita. Justru mereka yang tidak tahu dan fokus mencari tahu tentang hal inilah yang malah menemukannya di tempat yang tidak teduga.

Mengetahui bahwa kita harus bekerja keras saja tidak cukup, karena banyak ilmu yang harus berjalan berdampingan dengannya. Seperti kata "FOKUS" ini sendiri. Kita hidup dengan jumlah waktu yang sama, 24 jam sehari. Jadi jangan menganggap kita kurang pantas untuk mencapai kesuksesan.

Akan ada saat dimana semua berubah, saat kita benar - benar melakukan hal ini sebaik - baiknya dan bukan hanya membaca blog ini untuk sekali saja dan melupakannya. Faktanya adalah selama seminggu ini aku belajar tentang bahasa pemrograman dan ketika semangat mulai turun, yang aku lakukan adalah membaca motivasi - motivasi orang - orang yang bisa memotivasi dan terus - menerus membacanya sampai semangat bangkit lagi.

Kebiasaan ibarat otot, maka pikiran yang positif pun juga merupakan hal yang sama. Kita menggunakan otot otak kita dan neuron yang terhubung di dalamnya. Semakin kita melakukannya, maka semakin baik diri kita mempraktekannya.

Jadi jika motivasi dan pikiran positif kita bisa dilatih seperti otot dan kemampuan belajar kita, kenapa kita harus takut dengan orang - orang pintar diluar sana? Kita bisa menjadi seperti mereka. Jadi jika kalian ingin merubah nasib seperti saya, Batasi aktifitas sosmed kalian dan mulai "FOKUS" mencari cara untuk merubah nasib masing - masing. Ini cuma masalah fokus, bukan hal yang lain.

Artikel Pilihan

Inspirasi Membuat Blog dari Nol tanpa Pengetahuan tentang Internet

Anda ingin punya blog yang terkenal? punya adsense banyak? ingin cuma tidur-tiduran di rumah dan dapat penghasilan yang banyak? Tidak s...