Thursday, March 7, 2019

Pentingnya Membaca Kembali Tulisan Untuk Koreksi Diri

Melihat kebelakang, serta menyadari kesalahan pribadi tidak semudah yang orang kira. Apalagi jika hal tersebut menyangkut hal - hal prinsip dan tabu bagi orang itu. Sekiranya semua ketakutan akan muncul dimana dia memilih untuk menganggap dirinya lebih rendah dari penilaian yang diharapkan "semestinya" lebih tinggi di dalam angan-angan nya.
Yap, inilah yang terjadi. Mengkoreksi diri sendiri pada hal - hal yang prinsip adalah hal yang sangat berat.

Jangan lupa untuk berkaca dan melihat masa lalu


Coba anda lihat blog ini kebelakang. Dimana ada saat saya sendiri mulai jarang menulis. Saya menganggap bahwa saya sudah sangat sempurna, tulisan saya baik dan benar. Meskipun sebenarnya saat saya mencoba mengkoreksinya, saya merasa malu. Bahkan hal itu baru kesampaian baru baru ini, sebelum saya mulai menulis tulisan ini lagi.

Bagi saya, mengkoreksi kesalahan diri sendiri adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Ada banyak ketakutan yang tiba - tiba datang. Seakan-akan banyak waktu yang terbuang hanya karena saya harus melihat apa yang akan saya tulis.

Tapi sekarang, luapan emosi ingin menulis kembali tiba-tiba meluap. Karena saya belajar beberapa tahun belakangan ini bahwa kuantitas tulisan itu benar-benar diperlukan agar banyak orang yang dapat membaca pikiran-pikiran saya. Apalagi ditengah gempuran aplikasi-aplikasi Jaman Now yang lebih populer seperti Instagram dan YouTube.

Saya sadar bahwa banyaknya konten yang tidak mendidik dan bersifat "entertainment" yang memasuki YouTube ditambah dengan kegaduhan politik menjelang pilpres ini serta banyaknya akun gaming dan akun - akun gosip, membuat kualitas informasi yang didapat menjadi menurun.

koreksilah dirimu
jangan lupa berkaca pada diri sendiri
 Saya memang bukan orang yang baik, cuma orang awam biasa. Namun banyaknya kata - kata kasar yang beredar dan terbatasnya tangan kita untuk menuliskan kata-kata, membuat sepertinya usaha meluruskan atau membantah pemikiran-pemikiran buruk di kolom komentar YouTube menjadi percuma. Yang ada malah sepertinya jadi debat kusir.

Dari sini saya berusaha memikirkan lagi. Memang seharusnya saya juga harus membuat konten yang positif. Percuma juga membalas komentar - komentar di YouTube satu-persatu, karena ada ratusan juta rakyat Indonesia dan saya hanya satu orang saja.

Terkadang saya ngeri melihat komentar-komentar di YouTube, dari orang-orang yang saling caci maki soal pilpres, bahkan sampai ada komentar orang-orang pendukung ISIS dan bahkan orang yang mendukung merdekanya Irian Jaya.

Saya sadar saya seperti seekor semut di tengah lautan Padang pasir. Jika saya umpamakan setiap butiran pasir adalah kolom komentar pada YouTube, tidak mungkin saya sanggup memberitahu mereka satu-persatu karena banyaknya butiran pasir itu.

Akhirnya saya beranikan diri untuk membuka kembali blog gratisan ini. Dan saya mencoba membaca sedikit demi sedikit tulisan saya lagi.

Ternyata, ada kebaikan dari vakum menulis selama beberapa tahun ini. Saya jadi tahu bahwa dulu saya tidak bisa membuat kalimat dengan baik. Banyak kata-kata yang salah eja dan bahkan tulisan-tulisan saya tidak bisa saya baca makna dan maksudnya dengan mata dan otak saya yang sekarang ini. Bahkan beberapa tulisan sengaja saya hapus karena ternyata cara menulisnya amburadul alias gak tertata dengan baik. Sangat jelek, dan tidak bisa ditelaah dalam penyampaian kalimatnya.

Bahkan saya menjadi sadar bahwa mengulang - ulang, memeriksa kembali, dan mengkoreksi apa yang kita tulis dan pelajari, adalah sebuah penguatan pada materi itu sendiri.

Maka dari itu saya sekarang berusaha mengkoreksi satu-persatu tulisan saya. Dan mencoba membacanya lagi.

Dan ada hal yang sangat mencengangkan yang saya dapati setelah membaca beberapa tulisan saya sendiri.

Pertama, membaca kembali tulisan sendiri bermanfaat sebagai "mood booster" bagi diri saya. Terutama jika saya membaca hal yang berbau motivasi. Karena secara tidak langsung, efek yang dihasilkan kurang lebih sama dengan saat saya membeli dan membaca buku motivasi orang lain.

Kedua, Secara tidak langsung pengulangan yang saya lakukan ini bisa sebagai cara "hipnoterapi" dan memperkuat alam bawah sadar saya. Karena yang saya ketahui adalah konsep hipnoterapi itu sendiri ada mengulang-ulang sebuah roses afirmasi positif sebagai langkah untuk menanamkannya ke alam bawah sadar. Sama seperti saat kita ingin mengubah sebuah kebiasaan buruk dan menanamkan sebuah kebiasaan baik.

Kesimpulan yang bisa dilihat adalah bahwa saat kita melihat ke belakang diri kita, kita bisa menilai bagaimana kita berkembang. Kalaupun tidak ada perubahan didalam materi, setidaknya kita tahu bagaimana pola pikir kita dimasa lalu.

Tidak harus dari blog, bahkan dari Instagram, Facebook atau Twitter sekalipun kita bisa langsung tepok jidat melihat semua tulisan yang kita buat. Welly, mungkin foto tidak seberapa, namun untuk tulisan dan pemikiran akan lain lagi.

No comments:

Post a Comment

Artikel Pilihan

Inspirasi Membuat Blog dari Nol tanpa Pengetahuan tentang Internet

Anda ingin punya blog yang terkenal? punya adsense banyak? ingin cuma tidur-tiduran di rumah dan dapat penghasilan yang banyak? Tidak s...