Saturday, October 8, 2016

2 Trik Jitu Memperbaiki Segala Pekerjaan

Sesaat sebelum terpikir untuk menulis ini, saya sengaja membaca blog saya sendiri. Alasannya sederhana saja, karena blog ini memang sebenarnya ditujukan untuk saya sendiri yang biasanya kehilangan arah. Membaca segala hal yang pernah saya pikirkan di kala saya berada di kondisi semangat bertujuan untuk memupuk semangat saya kembali yang sering turun.

Sebagai pengingat bagi diri saya sendiri bahwa jika saya menulis di blog, cepat atau lambat seseorang pasti membaca tulisan saya ini meskipun saya sudah tidak aktif menulis topik seperti ini lagi maupun jika nyawa saya sudah dicabut oleh Sang Maha Kuasa kelak. Dan tidak lupa adalah saya tidak harus repot - repot menceramahi, memberi masukan dan mengomel pada orang - orang di sekitar saya lagi tentang semangat perubahan. Karena mereka yang mempunyai keinginan untuk berubah pasti akan mencari blog ini dengan sendirinya.

Kembali ke topik utama, saat saya membaca kembali membaca artikel - artikel yang pernah saya tulis, saya mulai menyadari bahwa memang pertama, kita harus berani mencoba dan pada saat mecoba itulah kita melakukan kesalahan. Biasanya hal inilah yang membuat kita drop dan bahkan banyak dari kita merasakan bahwa terlalu banyak hal yang harus ditangani sehingga kadang kita merasa sesak dengan semua pekerjaan yang ada. Waktu seakan memburu kita dan mencoba mengakhiri hidup kita dan menjadi awal keputusasaan kita.

Jadi dalam kegiatan yang sangat banyak ini, saya menyadari ada hal yang bisa lakukan agar kita tidak terjebak dalam kebingungan tentang hal - hal mana yang harus dilakukan terlebih dahulu,

1.Pecah Kegiatan - Kegiatan Kita Menjadi Tujuan Yang Lebih Kecil Lagi Dan Bisa Diselesaikan Saat Itu Juga


Sama halnya dengan bermimpi yang besar, kadang kita tahu bahwa semua pencapaian kita di masa depan terasa sulit. Sulit yang kita alami adalah karena ketidakmampuan kita mengidentifikasi masalah sebenarnya, tujuan pokok dan langkah demi langkah yang harus dilakukan untuk penyelesaian masalah.

Jadi, ketika saya bingung harus memprioritaskan antara belajar coding dan belajar menulis, serta membaca referensi - referensi yang telah saya bookmark, belajar bahasa asing maupun mengedit blog saya, saya menyadari bahwa saya tidak memilah - milah pekerjaan saya dengan benar. Mulai dari mengalokasikan waktu yang tepat, menjadwalkan kegiatan dengan benar, melihat kemampuan diri sendiri dalam menyerap informasi dan pelajaran sampai memfokuskan diri pada kegiatan yang sangat spesifik untuk membuat progress track bagi diri saya sendiri.

Saat saya mengunjungi teman karib saya untuk bersama - sama berangkat ke kondangan teman SMK saya, saya banyak cerita panjang lebar tentang mimpi - mimpi saya padanya. Dan dia memberi masukan kepada saya "kenapa kamu tidak menggunakan Milestone untuk melihat pencapaianmu dengan seksama ?", saya tidak begitu ingat sebenarnya yang dia katakan, hanya saja yang saya ingat adalah hal tentang Milestone dan Progress Track saja. Intinya saat saya menulis ini saya baru sadar sudah kelupaan untuk mengecek hal ini. tapi pada akhirnya berkat tulisan saya ini, saya menjadi ingat dan berusaha menyimpan ini sebagai tulisan bila sewaktu - waktu saya kelupaan lagi.

Milestones are tools used in project management to mark specific points along a project timeline. These points may signal anchors such as a project start and end date, a need for external review or input and budget checks, among others. In many instances, milestones do not impact project duration. Instead, they focus on major progress points that must be reached to achieve success. (wikipedia.org)

Milestones: Significant success points, several of which may occur within a phase – e.g. in a pilot phase of a VLE project, enrolment; first access; first assessments; first interactive session; first use of multimedia etc.( www.pmhut.com)

Sebenarnya dari pengertian diatas, saya tidak terlalu mengerti meskipun setelah mencoba mencari di google. Tapi setidaknya ada hal yang dapat saya pahami secara umum (tepat pada tulisan saya tebalkan secara sengaja pada kalimat di atas) tentang success point dan mark specific poin along project timeline. 

Dua hal di atas mengindikasikan bahwa Milestones di gunakan agar kita mencoba untuk membuat target - target kita sendiri dan membuat batas waktu untuk setiap hal yang harus kita lakukan. Menandai setiap hal yang telah berhasil kita lakukan dan secara sadar memantau produktifitas diri kita setiap hari, setiap minggu bahkan setiap bulan.

Mungkin karena saya hanya seorang amatir sehingga saya tidak tahu menahu tentang sistem ini dan mungkin juga sistem yang teman saya gunakan jauh lebih kompleks mengingat dia adalah seorang developer web dan mobile phone yang secara simultan mengerjakan beberapa proyek secara bersamaan.

Sebenarnya Milestone yang saya tahu dan saya mengerti hanyalah sebuah checklist sederhana dengan penambahan batas waktu yang ketat untuk melihat sampai dimana kita, dan menilai apakah yang kita lakukan saat ini benar - benar efektif atau hanya kecepatan belajar kita tidak memenuhi standar diri kita sendiri.

Untuk lebih lanjut, saya akan mempelajari dan mencoba membuat Milestone milik saya sendiri karena jika waktu yang saya punya benar - benar terbatas, maka memang tidak ada jalan lain selain mencoba untuk melakukan hal yang baru untuk kemudahan memanajemen kepentingan - kepentingan yang akan hadir di masa depan.

2.Selesaikan, Perbaiki, dan Ulangi Sampai Benar - Benar Mengerti


Dalam banyak kesempatan kita sering mencoba hal baru, namun pada akhirnya selalu berakhir dengan kegagalan yang telak. Sangat sulit untuk mempercayai bahwa kita dapat melakukan hal tersebut untuk kedua atau ketiga kalinya tanpa oesimistis dan membayangkan kekalahan bukan?

Tidak salah jika hanya sedikit orang yang dapat memiliki kesuksesan sejati yang diinginkannya. Karena bayang - bayang kekalahan tersebut pasti akan terus mencuat dan menghadirkan rasa takut yang berlebih muncul dan mengakar pada diri kita. Mulai dari fobia, mimpi buruk dan hal negatif lainnya.

Rasa bersalah karena kegagalan jangan selalu dijadikan teman hidup, apalagi sampai seumur hidup. Memang bagi orang - orang yang selalu dihantui kegagalan, kegagalan berikutnya akan selalu menanti. Sebab musababnya bisa jadi karena kita tidak pernah belajar dari kesalahan.\

Pernahkah kita terpikir setelah sebuah kegagalan datang, apakah kita akan mencoba lagi? jawabannya "Ya" untuk yang masih positif thinking. Tapi biasanya saat kita memulai kita mungkin lupa untuk melihat lagi dan mencatat kesalahan yang dulu dan berakhir melakukan kesalahan yang sama. Itu akan selalu terjadi, pada orang - orang yang hanya bersandar pada semangat positif thinking-nya tetapi lupa bahwa dia harus melakukan perubahan untuk mencapai perbedaan.

Tidak perlu jauh - jauh, saya sendiri adalah salah seorang yang cuma terpaku pada semangat positif tersebut selama beberapa tahun ini, tapi kemudian saya menyadari bahwa effort yang saya keluarkan mungkin kurang dan saya terus melakukan kesalahan yang sama berulang -ulang.

"I hate it, i hate it but i want it!!"

Selalu itu yang terbayang, saat saya berusaha melupakan dan menyingkirkan kebiasaan buruk itu, tapi kemudian saya berakhir melakukan hal yang sama. Dan baru saya sadari semangat itu tidak cukup karena kita butuh otak untuk berpikir, kita butuh pengorbanan untuk berubah dan itu tidak akan pernah terelakkan.

Di saat iniah, saat kita mulai mengetahui kesalahan kita, kita lihat dengan seksama,lalu kita melakukan perubahan, kemudian mengulangnya kembali sampai kita berhasil. Itulah penghargaan tertinggi dari sebuah perjuangan. Contoh yang bisa kalian lihat ada pada Thomas Alva Eddison, saya kutip dari nationalgeographic.co.id, 

"Setelah 9.955 kali berhasil menemukan lampu yang gagal menyala, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala"

"Bisa kalian bayangkan berapa waktu yang  dibutuhkan Tuan Edison untuk membuat bola lampu?", setidaknya tidak mungkin kurang dari satu tahun, saya belum mencari info riwayat tentang Tuan Edison, tapi yang lebih penting untuk saat ini adalah

 "akankah kalian mencoba sebanyak 9.955 kali sebelum kalian menyerah?"

"Jika kalian benar - benar tetap pada jalur ingin menggapai mimpi, akankah kalian melakukan sebanyak yang Tuan Edison lakukan?"

Boleh kalian tafsirkan seperti ini, mungkin saya akan berhenti untuk menulis jika saya tidak bisa terkenal setelah 9.955 kali saya memposting artikel di blog ini. Tapi jalan masih jauh dan bahkan saya belum mencapai 1% dari jumlah tersebut. Dengan arikel ini yang saya akan posting hari ini pada hari minggu, 9 Oktober 2016, saya baru memposting 16 artikel.

"Mungkinkah saya menulis sebanyak 9.955 kali?"

Maka waktu yang akan menjawab, dan saat ini saya hanya bisa untuk berusaha melakukan yang saya bisa, sambil terus berpikir untuk mencari jalan yang lebih baik sebanyak 9.955 kali lagi dan tentu saja dengan menggunakan otak yang saya punya, bukan cuma membabi-buta melakukan hal yang sama tanpa ada perubahan yang lebih baik. benar kan?

No comments:

Post a Comment

Artikel Pilihan

Inspirasi Membuat Blog dari Nol tanpa Pengetahuan tentang Internet

Anda ingin punya blog yang terkenal? punya adsense banyak? ingin cuma tidur-tiduran di rumah dan dapat penghasilan yang banyak? Tidak s...