Friday, October 21, 2016

Menulis Sebagai Cerminan Dan Tolak Ukur kecakapan

Menulis, sejatinya mencerminkan diri kita sendiri. Seberapa hebat kita menulis dan bagaimana bobot dari tulisan kita mencerminkan bagaimana pola pikir kita secara matang dalam melihat Permasalahan di pelupuk mata. Opini kita dalam setiap kejadian bisa menjadi cerminan diri kita sendiri.

Saya telah mengalaminya, setelah mencoba menulis di kompasiana dengan topik - topik yang diberikan. Semangat sudah penuh dan saya mulai memilih topik yang kelihatannya paling mudah dan paling saya pahami, yakni tentang Bahasa Indonesia.

Dengan modal semua pengetahuan saya yang sangat terbatas mengenai ilmu ini dan teknik menulis, saya berusaha jujur dengan apa yang saya ungkapkan. Tapi yang terjadi adalah saya baru menyadari bahwa pola pikir saya sangat dangkal. Saya baru sadar bahwa perbedaan yang mendasar dari menulis dan memikirkan sesuatu dan mengatakannya secara spontan adalah tentang keteraturannya.

Saat berbicara, kita mungkin mengatakan hal yang satu dengan hal yang lain yang mungkin tidak kita mengerti secara mendetail dengan gagap dan terbata - bata. Bagaimana dengan menulis? kita tidak mungkin menulis dengan terbata - bata. Karena saat melakukannya kita diharuskan untu mengerti perihal mengenai apa yang kita tulis. Tak jarang kita mungkin tidak tahu harus menuliskan apa di tengah jalan, tapi itu adalah kelebihan menulis.

Tidak seperti public speaking yang mengharuskan kita untuk siap siaga setiap saat. Saat menulis kita bisa beristirahat dan mencoba untuk mengenali secara matang hal - hal yang ingin kita tulis. Hasilnya tulisan kita bisa menjadi lebih berbobot dan bernilai. Kita dituntut berpikir kritis dan tahu akan permasalahan yang akan kita bahas.


Kita tidak harus cakap dalam berbicara jika ingin cakap dalam menulis. Kita bisa mengutarakan hal - hal secara lebih detail, dan sangat terperinci. Kita tidak perlu takut lupa untuk menyertakan suatu pendapat dengan menulis. Kita masih bisa melihat kembali dan membaca kembali sebelum menayangkannya.

Saat melihat tolak ukur kecakapan seseorang, maka menulis bisa menjadi mata dan telinga kita. Coba anda lihat tulisan - tulisan saya, anda bisa tahu bahwa saya hanya seorang pemula dan hal yang saya tahu adalah hal - hal yang berkaitan dengan pengalaman menulis saya. Sesederhana itu saja.


Seperti inilah Menulis, saat kita berusaha jujur, maka kita akan melihat seberapa jauh kemampuan kita sendiri. Dan tidak lupa, kita bisa menjadi contoh bagi orang - orang yang mungkin bertanya - tanya tentang kenapa mereka tidak pandai menulis.  Jawabannya adalah karena kita tidak tahu apa - apa untuk di tulis dan disitulah batas kemampuan kita yang bisa kita ukur dengan cara yang paling sederhana.

No comments:

Post a Comment

Artikel Pilihan

Inspirasi Membuat Blog dari Nol tanpa Pengetahuan tentang Internet

Anda ingin punya blog yang terkenal? punya adsense banyak? ingin cuma tidur-tiduran di rumah dan dapat penghasilan yang banyak? Tidak s...